TUGAS UTS

  

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 21:19:12 +ilmu +broadcasting Minggu, 08 Mei 2005
Jadi Wartawan
Enak Nggak Sih?

Pengen jadi wartawan? Boleh juga tuh. Gimana sih caranya biar jadi wartawan yang andal? Masih ingat cita-cita kamu ketika masih kecil? Kalau ditanya soal cita-cita, biasanya sih anak kecil punya jawaban klasik. Dokter, insinyur, atau pilot. Ada nggak sih yang menyebut ingin jadi wartawan? Padahal, menjadi wartawan juga sangat mengasyikkan lho.
Mungkin, tak semua orang percaya bahwa menjadi wartawan itu menyenangkan. Tapi, Kak Najwa Shihab sudah membuktikannya. Kamu tahu kan Kak Najwa? Itu lho wartawan sekaligus penyiar di Metro TV. ”Jadi wartawan itu menyenangkan, karena setiap hari bisa ketemu orang-orang yang berbeda dan belajar hal-hal baru. Dengan begitu, ilmu dan wawasan kita pun bertambah. Pokoknya asyik dan nggak pernah bosan deh,” kata Kak Najwa yang sudah menjadi wartawan selama lima tahun. Untuk menjadi wartawan yang andal, menurut Kak Najwa, kamu juga tak mesti kuliah dulu di jurusan jurnalistik. ”Itu tidak mutlak, tapi akan lebih bagus kalau kamu belajar ilmu komunikasi khususnya jurnalistik.” Apa yang dikatakan Kak Najwa memang benar. Saat ini, banyak kok wartawan yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi, hukum, sosiologi, kimia, fisika, pertanian, dan lain-lain. ”Tapi alangkah baiknya, kalau kamu juga belajar ilmu jurnalistik, dan untuk wartawan televisi, lebih baik ditambah dengan ilmu tentang kepenyiaran (broadcasting),” kata Kak Najwa yang ikut terjun meliput ke Aceh ketika terjadi bencana gempa dan tsunami, akhir tahun lalu. Selain itu, untuk menjadi wartawan yang andal, kamu juga mesti terus-menerus menambah ilmu dan wawasan dengan cara banyak membaca buku, surat kabar, mendengar radio, menonton televisi, dan aktif dalam kegiatan-kegiatan diskusi. Selain punya wawasan yang luas, seorang wartawan juga mesti memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan selalu berpikir kritis.Senang menjadi wartawan juga dirasakan oleh Kak Elba Damhuri, wartawan di surat kabar kesayangan kamu ini. Menjadi wartawan, menurut Kak Elba, membuatnya bisa bertemu banyak orang, dari latar belakang yang berbeda: dari mulai tukang sayur di pasar, sampai menteri yang memimpin departemen. Seperti halnya Kak Najwa, Kak Elba juga merasakan, wawasan dan pengetahuannya jadi bertambah luas. ”Dari yang tadinya nggak ngerti jadi ngerti, yang tadinya males baca, sekarang jadi ‘terpaksa’ harus baca. Saya juga harus mengikuti setiap isu dan peristiwa yang lagi heboh di masyarakat,” jelas Kak Elba yang merasa senang dapat ilmu dan wawasan tentang berbagai hal.http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=197006&kat_id=253&kat_id1=&kat_id2=21:19, Google, 02.11.2007 21:19:12

 B.       Informasi 2 : Wartawan Broadcasting

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 21:19:12 +wartawan +broadcasting Belajar jadi wartawan di sekolah
Kalau menyimak penuturan Kak Najwa dan Kak Elba, kayaknya asyik bener ya menjadi wartawan.
Kamu tertarik? Walau masih duduk di bangku SMP, bisa saja kamu mulai belajar menjadi wartawan. Lihat saja apa yang dilakukan teman-teman kamu di SMP, SMU, dan SMK Cakrabuana Depok. Di sekolah ini, para siswa bisa berlatih menjadi wartawan dan menuangkan karya jurnalistik mereka lewat majalah dinding atau mading. Serunya lagi, madingnya nggak cuma satu. Setiap kelas, membuat hasil karya kelasnya masing-masing. Isinya juga macam-macam. Ada puisi, cerpen, berita kegiatan kelas atau sekolah, fotografi sampai berita-berita gosip yang terjadi di sekolah. Ada juga gutingan-guntingan berita artis yang sedang jadi idola. Seru banget kan, ada kegiatan di sekolah yang kerjanya ala wartawan! Bisa investigasi masalah yang lagi tren, cari sumber untuk kasih komentar, dan membuat liputan pentas seni (Pensi). ”Rasanya seneng, puas, dan bangga banget kalau mading kita dibaca,” kata Maharany Nanulaitta, siswi kelas 1 SMK Cakrabuana yang aktif mengelola mading sejak SMP. Ia bertindak sebagai wartawan merangkap disain.Kata Maharany, bikin mading itu seru, tapi juga bikin deg-degan. ”Misalnya sudah deadline tapi kita belum selesai mengerjakan gara-gara banyak tugas dari guru,” kata siswi yang dikenal cukup kreatif dalam menulis ini. Pengalaman serunya mengelola mading semasa SMP membuat dia kini aktif mengelola mading SMK Cakrabuana Depok. Keseriusannya mengelola mading, membuat dia bercita-cita menjadi wartawan, terutama wartawan televisi. Untuk mewujudkan itu, ia pun serius dengan masuk ke sekolah kejuruan yakni di SMK Broadcasting Cakrabuana Depok.Kayaknya asyik dan seru melihat wartawan cari berita. Siapa coba yang nggak senang bisa wawancara artis terkenal, menteri bahkan presiden. Itu juga yang membuat aku pengen sekali jadi wartawan khususnya wartawan teve.” Percaya nggak, kini Maharany sudah terjun langsung mencari berita sebagai wartawan teve bersama para wartawan senior di Depok. Kok bisa? Maharany dan sejumlah temannya sedang melakukan kegiatan praktik, yang hasilnya disiarkan di televisi komunitas sekolahnya yakni Cakrabuana Channel TV (CCTV). Oke banget kan? http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=197006&kat_id=253&kat_id1=&kat_id2= 21:19, Google, 02.11.2007 21:19:12

  C.       Informasi 3 :siaran broadcasitng

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 21:19:12 +tips +broadcasting Salam siaran dan selamat BerpuasaLanjutan dari apa yang abang tulis dalam post yang lepas, rasanya boleh sedikit lagi diberi ruang untuk berkongsi dengan anda. Harap tulisan ini tidak dianggap terlalu peribadi sehingga anda semua rasa terheret sama untuk mendengarnya. Ini sekadar luahan untuk yang sudi mendengar.Saat menunggu waktu berbuka puasa adalah antara detik yang amat ‘menyiksakan’ bagi kami yang bertugas di waktu tersebut. Bukan kerana lapar dan dahaga, tetapi mengira detik-detik yang berlalu tu terasa amat ‘mendebarkan’.Anda mungkin tak faham…
Tidak mengapalah, biar abang cerita sikit. Begini, waktu sebelum waktu berbuka puasa tiba contohnya awal Ramadan yang pertama hari tu, waktu berbuka puasa bagi kami di JB ialah jam 07.06 mlm.
Sebelum tepat waktu untuk mengudarakan azan Maghrib, ada beberapa ‘bahan’ yang kami perlu masukkan secara manual. Contohnya station Id, Lagu – Bulan Puasa  Heaty Koes Endang, Promo Iklan, Opening kredit, barulah diudarakan SINAR RAMADAN untuk hari tersebut.Selepas tu  disusuli Iklan Ramadan(15 ke 20 iklan dipakejkan), Bacaan ayat-ayat suci al-Quran dan seterusnya barulah tiba saat yng dinanti-nantikan iaitu bunyi siren dan beduk, suara kanak-kanak membaca doa berbuka puasa dan azam Maghrib. Sampai di situ legalah! Baru boleh makan dan minum. Tapi biasanya abang amik sedikit makanan dan terus solat Maghrib terlebih dahulu.Mengapa abang katakan lega… Ya apa tidaknya, semua yang abang senaraikan tadi mesti disiarkan mengikut turutan dan tepat masa. Tidak boleh ada yang tercepat atau terlambat. Semuanya harus tepat!. Anda yang mendengar mungkin tak perasan pun. tapi kami yang bertugas di konti seringkali berpeluh dalam aircon….hu..hu..Baiklah, berbalik kepada pengiraan masa tadi. Masa harus dikira dari azan Maghrib di tolak dengan kesemua bahan yang ada dalam pakej Ramadan tu, barulah kita tahu bila waktu sebenar untuk kita udarakan bahan pertama. Contohnya kalau sudah dikira semua bahan tu mengambil masa 24m 35 s, maka jam 7:06:00 harus ditolak 24m 35s. anda kiran sendiri bila harus bermula. Kalau tidak berhati-hati sudah pasti berlaku kesilapan. Katakan kalau tercepat, sudah pasti orang ramai akan berbuka awal sebelum masuk waktu. Puasa mereka mesti tak cukup syarat malah berdosa pula. Siapa nak tanggung!!Kalau terlambat pulak kita salah juga kerana melambat-lambatkan orang berbuka. Jadi mahu atau tidak semuanya perlu tepat masa. Itulah etika kerja orang radio. Maaflah kerana menulis perkara yang teknikal sedikit. Kalau anda sukar nak fahampun tidak mengapalah. Ianya tidak memberi apa-apa kesan terhadap apa yang anda dengar di radio. Tapi kalau anda faham, alhamdulillah! Sebenarnya ia amat berguna untuk belajar memanfaatkan waktu. Lihatlah berapa besar kesannya apabila kita bermain dengan waktu. Cepat seminit dan lambat seminit memberi implikasi yang cukup besar dalam kehidupan kita. Saat dan minit ini juga sebenarya memisahkan kita antara hidup dan mati. Anda mesti pernah mendengar mengenainya.Sebelum mengakhiri coretan kali ini, abang nak ucapkan terima kasih banyak-banyak kepada Kak Eton tokey restoran Nurfifin di Damansara Aliff JB yang sponser juadah berbuka kita orang setiap hari sepanjang Ramadan. Tahun ni dah masuk tahun ke 4 rasanya. Restoran yang dulu satu kini dah bertambah menjadi 4 buah. Begitulah berkatnya memberi makan dan minum kepada orang-orang yang berpuasa. Perkara tu kan dah tersebut jelas dalam hadis Nabi. Moga bertambah suksess dan selamat berpuasa.Sekian. Wassalam. http://www.djkonti.com/blog/index.php/category/broadcasting-tips21:19, Google, 02.11.2007 21:19:12

 D.       Informasi 4 : Network Manajemen Media

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 21:19:12 +ilmu+public relations Tokoh Public Relations Dunia Berkumpul di Bali
  
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 200 tokoh Public Relations dari 21 negara saat ini berkumpul di Bali untuk mengikuti konferensi regional Asia Pacific International Public Relations Association (IPRA). Konferensi yang bertemakan ?Building Brigde Through Dialogues? ini akan berlangsung 5-6 September.

Menurut National Chair IPRA Indonesia Teddy Kharsadi, tema itu dipilih karena globalisasi telah membuat hubungan antar bangsa terasa amat dekat. Selain membuka peluang untuk saling bekerjasama, globalisasi berpotensi menimbulkan konflik akibat kesalahan persepsi. ?Disini kita ingin melihat peran humas untuk mendorong kebersamaan dan menghindari masalah,? tegasnya, Rabu (5/9).

Tema itu kemudian dibahas dalam enam isu pokok. Yakni, Etika dalam Public Relations, Dialog dan Diplomasi, Komunikasi Lintas Budaya, Country Branding, Tanggungjawab Sosial Institusi dan Tantangan Global di Tengah Isu Lokal.

Digelarnya konferensi IPRA di Bali merupakan yang pertama kalinya di Indonesia sejak PR Indonesia menjadi anggota pada tahun 1985. ?Ini merupakan kesempatan untuk meyakinkan dunia bahwa Bali sangat aman untuk kunjungan wisatawan,? sebut Teddy. Sebab, IPRA merupakan organisasi yang sudah eksis sejak 50 tahun yang lalu dan para anggotanya dipercaya oleh kalangan internasional untuk memberikan saran mengenai kondisi suatu negara.

Sementara itu Presiden IPRA 2007 Philip Sheppard menyatakan, dalam konferensi akan dipaparkan mengenai kode etik PR yang baru yang disebut sebagai ?Code Of Brussel 2007?. Dia menyebut, dalam masa kepemimpinannya, masalah etik mendapat perhatian utama, khususnya dalam etika saat seorang PR berperan dalam lobi-lobi internasional.

Code of Brussel berisi 20 ketentuan etika yang harus dipegang seorang PR. Dua diantaranya yang sangat penting adalah integritas dan dialog. Prinsip Integritas mengharuskan seorang PR untuk menyampaikan informasi sesuai fakta yang ada, sedang prinsip dialog berarti keharusan untuk memberi kesempatan kepada pihak lain untuk mengungkapkan pikiran dan persepsinya terhadap suatu masalah. Rofiqi Hasan google05.11.2007 15:50:20

  E.        Informasi 3 :penulisan sekenario

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHIN HASIL
02/11/2007 21:19:12  

Tips masuk dunia jurnalistik (2)

          Ada sebuah nasihat dari seorang pakar marketing dan karir. Kebanyakan orang untuk mengambil sebuah karir adalah tidak mengambil keputusan. Orang ragu-ragu apakah karir yang akan dimasuki memiliki masa depan baik? Atau cocokkah dengan karakter saya ? Apakah saya mampu ? Saya tidak punya keahlian di bidang ini sebelumnya ? Saya tidak punya pengalaman menulis ?     Sang pakar ini memberi nasihat. Putuskanlah terlebih dahulu. Buatlah keputusan. Pilihlah jalan hidup Anda! Demikian apa yang disarankannya. Diterima atau tidak, kadang-kadang kita tidak memutuskan terlebih dahulu mau kemana.Jika Anda memutuskan masuk dunia jurnalistik apakah sebagai wartawan bidang media cetak atau elektronik, segera ambil. Jangan menunggu sampai habis waktu kita. Bertanyalah mengenai prospek di bidang ini kepada sahabat, rekan atau orang yang bisa diminta pertimbangkan.Setelah mengambi keputusan, tuliskanlah. Tuliskan keputusan itu diatas sehelai kertas atau di sebuah file atau di sebuah blog. Tuliskan dengan rinci tujuan Anda dalam karir itu. Tidak menuliskan secara eksplisit untuk keperluan Anda sendiri, maka keputusan itu tidak lain adalah harapan kosong.          Jika kita memutuskan sesuatu kemudian menuliskannya, maka energi akan menyatu antara harapan dan kenyataan. Antara apa yang dipikirkan dengan apa yang akan terjadi. Tangan dan pikiran serta seluruh energi dalam tubuh Anda tersalur kedalam tulisan itu. Keputusan tidak akan jadi harapan kosong. Keputusan itu telah menjadi energi.Langkah selanjutnya akan mengikuti keputusan yang ditulis itu. Langkah-langkah berikutnya akan beranjak dari keputusan yang telah ditulis. Tidak percaya ? Coba tuliskan, apa yang Anda kehendaki dengan masuk dunia jurnalistik. Lalu apa langkah-langkah berikutnya. Tanpa ada rincian, sekali lagi keputusan itu tinggal angan-angan Anda.

8 Responses to “Tips masuk dunia jurnalistik (2)”


saya mo tanyak?……..
saya seorang gadis berumur 19 thn untuk saat ini saya sdh tamat SMU tp saya tidak mnyambung ke pergurun tinggi karna keadan ekonomi keluarga yg pas-pasan ,tapi saya sangat tertarik dngan dunia jurnalis..saya sudah coba langkah-langkah awal masuk jurnalis sepertinya saya bisa, yang saya perlukan sekarang adalah dukungan dari para anggota para kakak dan abang wartawan sekalian .Karna klw saya meliaat para kakak dan abang wartawan sekalian yang sedang meliput kejadian di TKP saya sering menghayal kapanya saya seperti mereka?apakah bisa saya menjadi seorang jurnalis atau wartawan dengan pendidikan saya yg pas-pasan hanya tamat SMU saja?…. 2007 at 4:36 am
3 rosmawatyesaya mo tanyak?……..
saya seorang gadis berumur 19 thn untuk saat ini saya sdh tamat SMU tp saya tidak mnyambung ke pergurun tinggi karna keadan ekonomi keluarga yg pas-pasan ,tapi saya sangat tertarik dngan dunia jurnalis..saya sudah coba langkah-langkah awal masuk jurnalis sepertinya saya bisa, yang saya perlukan sekarang adalah dukungan dari para anggota para kakak dan abang wartawan sekalian .Karna klw saya meliaat para kakak dan abang wartawan sekalian yang sedang meliput kejadian di TKP saya sering menghayal kapanya saya seperti mereka?apakah bisa saya menjadi seorang jurnalis atau wartawan dengan pendidikan saya yg pas-pasan hanya tamat SMU saja?saya mau bertanya. bagaimana menulis dengan baik tampa menggunakan bahasa ilmiah,karna sulit sekali meulis tampa menggunakan bahasa asing atau ilmiah. padahal; sangat penting untuk tidak menggunakan bahasa ilmaih untuk menjelaskan penulisan kita.? saya mau tanya,,sejak dr smp saya ingiin skali menjadi seorang wartawan media cetak,tapi,,saat ini saya kuliah jurusan akuntansi..kmarin sya lihat tayangan di metro tv ..itu,,shotspot…gtu klo ga salah..saya jg lupa..sya lihat profesi wartawan sangat,,,bisa di bilang komplek..gtu..dr kerjaan yg penuh resiko ampe kerjaan yg mulia..hmm..kadang2 bikin narasumbernya kesel jg demi dapat brita..watwawan jg di tuntut kesigapanyg cepat,,udah gtu mesti cerdas.mesti bisa ngatur strategi gimana caranya biar dapat jawaban yang di harapkan dari narasumber..
pointnya,,stelah liat smua itu saya jadi kecil hati..sayaa merasa saya ga mampu jadi wartwan..tapi saya ingin.. saya ingin dapat memburu berita,,saya ingin mengungkap kebenaran..haha..terlalu tinggi ya…tapi ya gtu..wartawan adalah cita2 saya dr smp..namun lama2 saya mikir lagi,,tujuan utma say ingin jd wartawan apa?? saya pun ga bia mungkir kalo sebenernya ada tujuan utama yang saya coba sembunyikan dari hati saya lantaran gengsi. saya ngerasa jadi wartawan sangatlah keren..keren banget…trus gimana ya,,,saya jg bingung… beri saya sdikit pencerahan dg kirim email di
http://www.rahera_hera@yahoo.com/ hay
knalin nama saya diana. saya adalah wartawan sekolah umur saya 13 th. tujuan saya membuka website ini karena saya ingin memperluas wawasan saya untuk menjadi wartawan. sebenarnya cita2 saya menjadi penulis novel. eh malah diskul saya, saya disuruh untuk menjadi team jurnalistik sekolah. ya mw gimana msk hrs ditolak. dan saya selalu berusa agar saya bisa menguasai bahasa bahasa jurnalistik. sebernarnya saya tdk tw apa2 tentang bahasa jurnalistik. tapi banyak orang yg slalu mendukung saya. setiap hari saya selalu membuka internet dan setiap hari saya ada pengajaran bagi tim juranlistik. da ternyata menjadi seorang wartawan itu tak gampang ya!!!!!!!!!!!!!…………
itu sekilas dari saya………….
saya blh tanya gak???????????
gimana sech cara untuk menguasai bahasa jurnalistik dengan
cepat?????………………………………………….
oh ya kmaren aku lihat kyak acara conferensi pers yang diadakan oleh para wartawan2 senior di royal plaza surabaya. ceritanya tentang penerbitan novel baru yg judulnya tu : ” WARTAWAN SEHARUSNYA TERPERCAYA “
google05.11.2007 15:50:36

  F.        Informasi 2 :tv broadcasting

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 21:19:12 +tv +broadcasting TV Broadcasting Multimedia Broadcast berhubungan dengan media televisi yang terdiri dari perpaduan antara multimedia aplikasi komputer dengan alat-alat yang bernuansa broadcasting. Di Indonesia banyak hadir televisi swasta yang telah memunculkan program-program acara yang cukup menarik untuk dinikmati. Dari mulai acara News, Sinetron, Film laga, Komedi, Hingga berbagai macam tayangan kuis yang kesemuanya itu menggunakan alat broadcast televisi yang bagus untuk standar televisi.Multimedia Broadcasting memadukan antara unsur pengambilan sebuah gambar dan permainan sebuah effect kamera yang terdapat pada setting menu serta jenis kamera dan sebuah effect software komputer yang dimainkan oleh seorang animator. Dari perpaduan kedua unsur tersebut dapat menghasilkan output tampilan yang sangat mengagumkan dan mempunyai nilai jual sangat tinggi di dunia broadcasting.Tidak mustahil jika semakin banyak channel televisi yang muncul di layar kaca maka semakin banyak pula Production House yang menawarkan jasa untuk memproduksi sebuah program acara yang kemudian akan di jual ke pihak televisi.Penayangan sebuah program acara televisi bukan hanya tergantung pada konsep penyutradaraannya saja atau kreatifitas penulisan naskah, melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisinya (Naratama, 2004, hal 62). Dalam memproduksi suatu format acara Talk Show yang saat ini masih menjadi acara unggulan bagi para pemirsa televisi, diperlukan suatu kerjasama yang profesional antar setiap divisi satuan kerja produksi, serta alat produksi yang memenuhi syarat agar dapat menyajikan sebuah acara televisi Talk Show yang dapat memberikan nilai pendidikan, hiburan dan informasi untuk pemirsa televisi.           Meskipun satuan kerja produksi bekerja di bidang tugas yang berbeda, tetapi semuanya hanya mempunyai satu tujuan, yaitu menghasilkan karya produksi yang akan digunakan sebagai acara siaran dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Karena itu sebelum melangkah ke pelaksanaan produksi semua anggota kerabat kerja harus mendapat informasi yang cukup, sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana produksinya serta agar tidak terjadi kesalahan yang fatal saat jalannya proses produksi.(dari berbagai sumber….)google11/5/2007 3:50:44 PM

  G.       Informasi 2 : dunia bisnis

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 21:19:12 +dunia bisnis +broadcasting TRICK MENJADI PENYIAR NEWS TV            Dokter Penyiar menyadari bahwa banyak orang yang berminat muncul di TV, tapi hanyasebagian yang mau jadi Penyiar Berita di TV. Apakah kurang prestisius dibandingkanmisalnya pembawa acara Infotainment? Banyak sekali yang bisa ditulis ttg profesi ini,tetapi Dokter Penyiar bisa menyampaikan ringkasannya buat Anda yang berminat terjun:Istilah Ada yang menyebut profesi ini sbg “Newsreader” (1 kata) atau “News Presenter” (2 kata).Istilah “Newscaster” adalah sebutan untuk Broadcaster yang bergerak di bidang News,tapi tidak eksklusif untuk Penyiar TV. Sedangkan “News Anchor” (atau “Anchorwoman”/“Anchorman”) merujuk pada fungsi Penyiar tsb yang menjadi kendali-acara bagi berbagaireporter yang sedang meliput berita di lapangan pada saat bersamaan.Dokter Penyiar merasa bahwa para praktisi kurang menyukai istilah “Newsreader”karena memberi kesan bahwa Penyiar tsb hanya membacakan naskah berita saja,padahal seorang Penyiar berita TV profesional juga turut sibuk mencari beritanya,meng-edit naskahnya dan (seringkali) turut meng-edit videonya. Sedangkan istilah“Berita” bisa diartikan sebagai kejadian nyata yang penting untuk diceritakan segerakepada Pendengar/Pemirsa.Fakta Hakikat program berita yang “aktual” (harus segera disampaikan kepada Pemirsa)menyebabkan seorang Penyiar berita TV harus tampil dalam kondisi “live”, meskipunada sesekali keadaan di mana sang Penyiar terpaksa meminta program beritanya tsbdirekam dulu sebelum diudarakan pada waktunya. Namun secara umum sifat sebuahprogram berita adalah”aktual/up-to-date” dan “tidak ada siaran ulangan” karenasiaran selanjutnya (mis. 1 jam kemudian) harus siap menampilkan berita lebih baru lagi.Sejarah Di Indonesia, pembaca berita TV dipelopori oleh TVRI selama puluhan tahun, dan adaprogramnya yang paling kondang yaitu Dunia Dalam Berita (“DDB”). Secara khusus,TVRI Stasiun Pusat (di Senayan, Jakarta) telah menelurkan berbagai Pengajar Broadcastingyang menyebar mengajar di radio & TV seluruh Indonesia (Bahkan Delta-FM Jakarta masihmemakai pengajar dari TVRI untuk training penyiarnya di tahun 2005!). Beberapa Penyiarasal TVRI pun pindah ke TV Swasta sehingga di tahun 90an sempat timbul kesan bahwaTV Swasta belum pandai menyelenggarakan pelatihan untuk para Penyiarnya. Contohpenyiar TVRI ? Sandrina Malakiano dari TVRI Stasiun Denpasar, pindah ke ANTV lalu keMetro-TV. Ida Arimurti dari TVRI Stasiun Jakarta, lalu ke Radio FeMale dan Delta-FM.Di akhir tahun 80-an, muncullah RCTI dan acara berita Seputar Indonesia yang (tak heran)pernah menguasai pangsa iklan tayang di TV. Zaman sekarang ini semua stasiun TVmerasa harus punya program berita, termasuk stasiun TV yang ngakunya “remaja” dan“lifestyle”. Dokter Penyiar merasa bahwa acara Good Morning-nya Ferdi Hasan di Trans-TVdalah contoh program yang “hybrid” : News sekaligus Human Interest (alias gosip).Peluang Meskipun Anda tidak punya pengalaman sebagai Penyiar radio dan belum punya Sertifikatpelatihan Broadcasting (mis. dari Interstudi atau dari Workshop@Penyiar.com) namunpeluang Anda untuk menjadi pembaca berita TV tetap ada. Acara seperti Menuju Liputan Enamadalah bukti bahwa semua stasiun TV berkepentingan untuk dapat menjaring calon-calonPenyiar berita sebelum dicaplok oleh TV lain. TV asing pun mencari-cari penyiar Indonesia,dan Dokter Penyiar tahu beberapa Penyiar Indonesia yang bahkan bisa tinggal di Hong Kongatau USA (untuk Voice of America) untuk menjalani karirnya sebagai Penyiar berita TV.Yang penting bagi setiap Stasiun TV adalah Anda dapat membuktikan kemampuan diripada saat dilakukan screen-test, simulasi reportase & wawancara di lapangan, dialog di studio,dan menyampaikan berita dari materi yang muncul di Teleprompter. Sedangkan yang pentingbagi Anda adalah persiapan sendiri : latihan mengatasi grogi di depan kamera sertamembekali diri dengan pelatihan Penyiar yang berkualitas. Contoh: Jika ingin jadi penari baletyang handal, tentu Anda harus mencari guru yang telah menghasilkan penari2 balet terbaik.Dokter Penyiar teringat ada seorang gadis yang di tahun 1999 mengambil gelar Masterbidang Broadcasting di Amerika, namun sampai sekarang belum tercapai cita-citanya untukmenjadi Penyiar berita TV. Yang lebih penting dari gelar? Pengalaman (mis. jadilah reporterterlebih dahulu). Yang lebih penting dari pengalaman? Kemampuan (karena ada juga lhoPenyiar baru yang lebih bagus dari seniornya berkat ketekunan dan disiplin dirinya).Tembus ke TV Bagi Anda yang sudah maupun belum terjun di dunia Broadcasting tentu ingin tahu caranyaagar bisa “tembus” ke Stasiun TV yang Anda targetkan. Jangan ragu2 untuk mengirimkanlamaran dan foto (dan VCD rekaman diri, kalau bisa) ke Stasun TV tsb tanpa menunggumasa rekrutmen. Jika Anda terlihat telah membuat dan mengirimkan lamaran tsb dengan niatmaka niscaya mereka akan menyimpannya untuk dipertimbangkan kelak jika waktunya tiba.Dokter Penyiar bisa menyampaikan beberapa kiat untuk membuat mereka tidak terfikiruntuk membuang Surat Lamaran Anda :- Mengantarkan sendiri Surat Lamaran (biar terlihat PD-nya).- Bertemu langsung dengan staf bagian News atau HRD (tebar pesona!).- Ngobrolnya dengan artikulasi jelas dan kecepatan yg nyaman didengar.- Foto diri dgn busana seperti Penyiar TV (yaitu blazer/jas atau yg gelap).- Wajah yg tersenyum (di foto maupun saat Anda mengantar lamaran). – Rekaman diri sbg Penyiar TV (pada format VCD/DVD, bukan MiniDV).- Sertifikat dari pengajar2 yang memang dipercaya oleh Stasiun2 TV.- Selalu meninggalkan kesan positif (dan tidak ngambek jika tak diterima).- Secara umum memancarkan kesan bahwa “kalo gak terima juga nggak apa2 koqkarena masih ada TV lain yang mau terima saya!”Training elain “Diklat TVRI” di Jakarta yang bisa diikuti oleh peserta umum dari seluruh Indonesia,Dokter Penyiar tidak pernah dengar adanya satu tempat yang telah teruji menggemblengkhusus Penyiar berita TV saja. Ada memang beberapa Penyiar berita TV yang menawarkanpelatihan untuk umum, namun biasanya belum ada satupun alumninya yang sukses atauPenyiar tsb belum dipakai sebagai pengajar di stasiun2 TV lainnya. Di U.I. ada PendidikanBroadcasting Terapan untuk Penyiar Radio, Penyiar TV, Staf Creative, dan Account Executive.Sedangkan Eko Junor yang pernah mengajar Penyiar di Trans-TV (2004), Televisi O-Channel(2005) dan ANTV (2005) juga hanya sesekali mengadakan workshop intensif Penyiar Beritadengan 5-7 peserta saja.Tapi jangan khawatir, karena kalaupun Anda (dengan atau tanpa pembelajaran sebelumnya)dianggap cukup layak (karena pendidikan/pengalaman/cantik?) untuk menjadi calon Penyiarberita di Stasiun TV tsb, maka pasti Anda akan tetap diberi sebuah program training.Tidak perlu heran jika para Penyiar senior Anda juga belum pernah menjalani sebuahpelatihan resmi, karena di Indonesia belum terbudaya memanggil professionals dari berbagai keahllian untuk datang ke Stasiun TV dan mengajar para Penyiarnya. Namun nampaknya kemampuan tetap lebih penting daripada gelar maupun cakepnya Anda. Dengan kata lain, indikator akhir tetaplah kemampuan Anda saat menjadi Penyiar di depan kamera! Yang Harus Dikuasai Penyiar Berita TV punya tuntutan khusus yaitu harus mampu “menyampaikan” suatu materibicara yang sebenarnya “dibaca”. Para Penyiar program non-berita juga harus membaca darialat “teleprompter”, namun sifat kaku dalam menyampaikannya bisa mereka tutupi dengangerakan badan dan kepala; sedangkan Penyiar berita cenderung lebih tersiksa dibatasi gerakan tangannya, apalagi kepalanya. Banyak penyiar radio yang pandai ngécap”selama berjam-jam di depan mic, tapi belum tentu ia bisa lancar saat disuruh menyampaikansebuah naskah yang sudah disiapkan oleh orang lain. Dan melihat ke satu itik, pula!Dokter Penyiar merasa bahwa satu trik yang sangat membantu adalah kemampuan mata Andauntuk men-survei jauh ke depan, untuk memberi waktu bagi perangkat ekspresi Anda(wajah, mulut, mata, dll) untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kata/kalimat yang akandisampaikannya. Karena Penyiar berita biasanya menggunakan bahasa formal, maka Andabisa melatihnya dengan membaca koran atau majalah. Seperti halnya Penyiar acara lainnya,seorang Penyiar Berita pun harus lancar dan nyaman dalam menyampaikan naskah yang sudah disiapkan di teleprompter.Hakikat Siaran Langsung Tidak seperti mayoritas acara lainnya di TV, program Berita hampir selalu disiarkan secara langsung. Kelebihannya dari siarang langsung adalah waktu kerja Anda menjadi singkat :datang dua jam sebelumnya untuk pemakaian make-up (termasuk tata rambut) dan busana, kemudian satu jam sebelumnya memeriksa naskah/teleprompter dan membiasakan diri dengan topik atau istilah2 yang ada dalam naskah2 tsb. Setelah program berita tsb selesai, Anda langsung kembalikan busana siaran kepada bagian Wardrobe dan Anda bisa segera pulang tau bahkan langsung ke pesta (karena tata rambut dan make-up sudah siap-sedia!).Bandingkan dengan program yang direkam : bukan hanya shooting yang bisa terlambat sambil menunggu seluruh crew siap di tempat, namun sang sutradara/pengarah juga leluasa untuk meminta “take-ulang” jika Anda dianggap belum optimal. Alhasil, sebuah  acara berdurasi 30menit yang produksinya pre-recorded bisa menghabiskan waktu 6jam,sedangkan sebuah program live hanya memakai 3jam dari hidup Anda. Bagi Anda yang senang “tabrak-lari” dalam mencari nafkah, Dokter Penyiar menganjurkan siaran langsung  ketimbang acara yang pre-recorded.  Dinamika di Studio Hal paling mengejutkan bagi para Penyiar Radio yang mencoba jadi Penyiar TV adalahtransisi dari studio siaran yang hanya dia seorang diri (dan leluasa berekspresi dengan segila-gilanya) lalu berganti menjadi sebuah studio siaran TV yang dipenuhi oleh  petugas2 lainnya, misalnya :- Kamerawan (satu/dua untuk News, hingga tiga untuk program seperti Extravaganza),  – Floor Director (menjembatani antara tuntutan Produser dengan kondisi kerja Penyiarnya),- Scriptwriter (utk mengedit teleprompter atau menambahkan materi jika ada Breaking News),  – Petugas make-up/wardrobe yang siap menyempurnakan wajah/rambut/busana Anda. – Program Director / Producer (biasanya di ruang Master Control mengawasi urutan item Berita dan menyutradarai programnya secara umum) Kerumitan dan perhatian berbagai orang tsb harus Anda netralisir (baca: cuekin) karena perhatian Anda adalah berinteraksi dengan Audience melalui materi baca. Belum lagi jika  ada urutan perpindahan kamera yang harus Anda hafalkan, misalnya Opening di Cam-1,  Materi Berita di Cam-2, dan Closing di Cam-3. Sambil ini semua berlangsung, waktu dan siaran berjalan terus sehingga Anda tak pernah boleh lupa atau salah bicara. Floor Director  (FD) membantu Anda dalam berbagai hal, misalnya memberi Anda aba-aba “5, 4, 3, 2…”,  memeriksa sudut & zoom Camera terhadap Anda, memastikan semua peralatan (mic, kamera, lampu, monitor, dll) bekerja dengan baik, dan mengoperasikan scrolling pada teleprompter. Untuk Program non-news yang besar seperti Gebyar BCA, seorang FD dan asistennya punya  tugas tambahan sebagai “cheerleader” dan “applause-prompter” yang memandu penonton  agar hening atau bertepuk-tangan. Penyampaian Beritanya   Cara seorang Penyiar membaca materi berita dari teleprompter (atau naskah di meja siaran) haruslah seakan-akan dia memahaminya dan mengalaminya sendiri. Jika ia terkesan kaku  atau malah terdengar hanya membaca naskah milik orang lain, maka penonton tidak akan  terhibur mendengarnya/melihatnya. Pemirsa akan berpikir, “Kalo baca aja sih, saya juga  bisa sendiri dari koran!”. Karena asumsi sederhana inilah maka Dokter Penyiar meyakini    bahwa berita di TV harus bisa memberi sebuah “pengalaman lebih” dibandingkan yang   iterima pemirsa jika ia hanya membacanya (di koran) atau mendengarnya (di radio).Keistimewaan dunia televisi terletak pada kepandaiannya dalam “storytelling” sebuah berita, atau memunculkan video peristiwanya, maupun juga wawancara blak-blakan dengan seorang narasumber yang kompeten. Tuntutan & keinginan pemirsanya harus dipenuhi Stasiun TV tsb. Kalau Anda ingin jadi Penyiar Berita TV tapi tidak mengerti ketiga hal tsb, sebaiknya Anda  beralih ke profesi yang tidak terlalu “melayani orang lain”.   Melayani melalui Interaksi  Lupakan sejenak pertanyaan Vina tentang “The Do’s and the Don’t’s of being a TV Newsreader”, dan pikirkanlah dulu kesediaan Anda untuk terjun ke dunia Broadcasting yang hakekatnyaadalah “melayani pemirsa/pendengar”. Kalau Dokter pikir-pikir lagi, dunia Perhotelan (Hospitality Industry) dan Penyiaran sama-sama menawarkan ”tempat mangkal” yang enak buat target-persons mereka. Bagaimanakah para Hoteliers and Broadcasters menyenangkan para pelanggannya? Dengan memberikan persis apa yang mereka cari!   Meskipun penonton berita ingin terutama mencari informasi, namun delivery (penyampaian) tetap menjadi jembatan Penyiar dalam berinteraksi dengan Pemirsanya. Gaya tsb banyak  variasinya di Indonesia sehingga ada pemirsa yang “fanatik RCTI” atau ia nonton Metro-TV  sekedar karena naksir sama Tommy Cokro. Di luar berbagai bentuk interaksi Penyiar tsb,  Dokter Penyiar yakin bahwa jika penyampaian Anda tidak “entertaining” maka pemirsa   program Anda akan berkurang dan beralih ke TV/program lainnya.  Skilled & Mentally Prepared   Guru terbaik memang pengalaman, jadi bagi Anda yang sama sekali belum pernah  mencicipi rasanya di depan kamera video atau membaca naskah maka akan  kesulitan sekali untuk terjun sebagai Penyiar berita TV. Namun setidak-tidaknya  tulisan ini bisa Anda jadikan pegangan awal. Berbagai pelatihan di Penyiar.com maupun  dari lembaga-lembaga pendidikan dapat menjadi pilihan Anda untuk mengimbangi  “kemauan” Anda dengan “kemampuan” yang seimbang.  Jikalaupun Anda diterima untuk training di suatu Stasiun TV maka Anda belum tentu  dipakai untuk bertahun-tahun. Lagipula sebagai salah satu dari sekian banyak Penyiar (berita maupun non-news) di Stasiun TV tersebut, Anda tetap akan diarahkan, dibandingkan,  dipacu, dan dikomentari oleh orang-orang yang berniat baik maupun tidak. Apakah Anda  merasa siap? Dokter Penyiar mengingatkan bahwa tanpa kesiapan mental dan keterampilan  maka Anda akan mudah sekali tersisih dalam persaingan untuk tembus ke dunia Broadcasting  secara umum dan sebuah Stasiun TV secara khusus.  Selamat mencoba dan kita tunggu penampilan Anda di layar kaca! 

 H.       Informasi 2 : diplomasi public

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 21:19:12 +diplomasi public +media  

Diplomasi publik

Yahudi, Diktator Media Massa Dunia

Posted in Politik, Tsaqofah by oleh on the May 6th, 2007
Cita-cita Yahudi untuk menggenggam dunia nampaknya hampir terkabul. Media massa, sebagai sarana efektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, berhasil dimiliki Yahudi. Itu sebabnya opini dunia selalu menguntungkan mereka dan merugikan umat Muslim. Apa yang bisa dilakukan kaum muslimin?
Jangan kaget kalo apa yang kamu baca, kamu dengar, dan kamu lihat nyaris semuanya dikendalikan kaum Yahudi. Nggak percaya? Di jalur media massa ini, Yahudi berhasil menyebarkan informasi yang cenderung menguntungkan mereka, baik dari segi bisnis maupun politis. Koran, majalah, tabloid, radio, bahkan televisi dan perusahaan film di Amerika di bawah kendali Yahudi. Jaringan mereka pun tersebar luas di seluruh dunia. Mantan wartawan Jawa Pos biro Washington DC, Djoko Susilo yang pernah tinggal di Amerika selama 4 tahun mengaku bila hampir semua media massa yang berpengaruh di Amerika semuanya dipegang orang-orang Yahudi. Walah?Kartel Opini
Tercatat beberapa media yang berada di bawah kontrol Yahudi; The New York Times (terbit sejak 1941), The Wall Street Journal, dan The Washington Post. The Times (Inggris), The Daily Express, The News Chronicle, The Daily Mail, The Observer, The Mirror, koran The Sun dan The Times yang dimiliki Rupert Murdoch, mantan warga Australia yang pernah mendapat hadiah Bintang David, sebuah penghargaan tertinggi yang disampaikan oleh warga Yahudi-Israel. Selain itu ada juga Majalah Time, Newsweek, U.S. News & World Report. Di bawah payung perusahaan Time Warner Communication yang dipimpin seorang Yahudi bernama Gerald Levin, Majalah mingguan Time, mencapai sirkulasi hampir 4,1 juta. Newsweek, di bawah orang Yahudi bernama Katherine Meyer Graham telah memiliki sirkulasi mencapai hampir 3,2 juta eksemplar.
Fu`ad bin Sayyid Abdurrahman ar-Rifa’i dalam bukunya Yahudi dalam Informasi dan Organisasi, menunjukkan bagaimana kaum Yahudi memperkuat pengaruhnya lewat dominasi kantor berita, media massa, perfilman, keuangan dan lembaga dunia. Kantor berita terbesar dunia, Reuters, dibangun keturunan Yahudi, Julius Reuters. Kantor berita besar lainnya, Associated Press, International News Service dan United Press International, juga dimiliki orang Yahudi. Bahkan, surat kabar yang tidak terlalu besar pun, seperti The Sunday Times, The Chicago Sun Times dan The City Magazine, tidak mereka lepaskan.Selain media cetak, beberapa konglomerat Yahudi berhasil merambah dunia broadcasting. Di jalur ini ada American Broadcasting Companies (ABC), Columbia Broadcasting System (CBS), National Broadcasting Company (NBC), dan Cable News Network (CNN). Dunia hiburan yang masih ada hubungan dengan media massa juga nggak dilepaskan dari kontrol Yahudi. Jajaran pengusaha top bisnis hiburan di Hollywood tercatat sebagai bagian dari jaringan media Yahudi. Sebut saja Perusahaan film Fox Company milik William Fox, Golden Company (Samuel Golden), Metro Company (Lewis Mayer), Warner & Bross Company (Harny Warner), serta Paramount Company milik Hod Dixon, merupakan perusahaan film yang punya pengaruh besar di bidangnya.Bukan hanya itu, di AS hampir 90% pekerja film mulai dari sutradara, produser, editor, artis, dan krunya adalah orang-orang Yahudi. Luasnya keterlibatan orang-orang Yahudi di industri ini membuktikan bahwa mereka sangat mendominasi perfilman Amerika dan bahkan dunia.Konglomerat hiburan terbesar saat ini seperti Walt Disney Company, dipimpin oleh seorang Yahudi bernama Michael Eisner (CEO), Disney memiliki beberapa anak perusahaan dibidang stasiun televisi. Misalnya Walt Disney Television, Touchstone Television, Buena Vista Television. Untuk film, Walt Disney memiliki Walt Disney Picture Group yang dikepalai oleh Joe Roth, seorang keturunan Yahudi. Termasuk juga Touchstone Pictures, Hollywood Pictures, dan Caravan Pictures. Disney juga memiliki Miramax Films. Wah, wah, wah.Sobat muda, jaringan mereka cukup kuat juga. Di bisnis penerbitan buku, tercatat ada tiga penerbit kaliber raksasa dan cukup berpengaruh; Random House, Simon & Schuster, dan Time Inc. Book Co. Semuanya dimiliki pemodal Yahudi. Pimpinan eksekutif Simon & Schuster, Richard Snyder dan ketuanya Jeremy Kaplan, keduanya orang Yahudi. Malah di luar penerbit yang tiga di atas, Western Publishing tercatat ada pada peringkat paling atas, yang menerbitkan buku-buku untuk anak-anak, dengan pangsa pasar yang dikuasainya 50 persen dari pangsa pasar buku untuk anak-anak yang ada di dunia. CEO Western Publishing adalah Richard Bernstein, seorang Yahudi.Celakanya bagi kita, media massa di berbagai negara kerapkali mengambil media-media massa besar tersebut sebagai rujukan beritanya. Termasuk di negeri ini tentunya. Hasilnya, opini yang berkembang jadi seragam. Bener lho. Gimana nggak seragam, wong yang diambil dari sono kok. Ambil contoh, media cetak di negeri kita aja suka mencantumkan sumbernya, seperti dari Reuters, CNN, AP dan lain sebagainya. Emang sih nggak semuanya media massa dikuasai Yahudi. Tapi gaswatnya, justru yang besar dan berpengaruh yang dimiliki mereka. Jadi, mau nggak mau kudu nelan mentah-mentah informasi yang diberikan mereka. Dan inget lho, film-film yang ditayangkan di televisi or di layar lebar di seluruh dunia, juga nggak lepas dari muatan yang dipesan oleh kalangan Yahudi. Paling nggak, hal itu akan mempengaruhi penilaian kita dalam menerima informasi. Apalagi kemasannya begitu memikat.Tak salah jika George Gerbner dalam bukunya Mass Media and Human Communication Theory (1967) menyebutkan, “Mass Communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).Media massa sebagai agent of change
Mc.Luhan, penulis buku Understanding Media: The Extensive of Man, menyebutkan bahwa media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Yup, dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan media massa adalah realitas yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh yang lainnya. Surat kabar pun, melalui proses yang disebut “gatekeeping” lebih banyak menyajikan berbagai berita tentang “darah dan dada” (blood and breast) dari pada tentang contoh dan teladan. Itu sebabnya, kita nggak bisa, atau bahkan nggak sempat untuk mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan media. Boleh dibilang, kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa.
Televisi misalnya, kerap kali menyajikan tayangan kekerasan, dan itu membuat pemirsa televisi menganggap bahwa dunia ternyata lebih keras. Begitu pula ketika sebuah film ditonton, yang, biasanya dengan misi tertentu dari pembuatnya, akan memberikan kesan tersendiri bagi penontonnya. Film  Eraser misalnya, film laga yang dibintangi mantan binaragawan asal Austria, Arnold Schwarzenegger ‘menyisipkan pesan sekilas’ bahwa Hamas di Palestina adalah Teroris. Bisa diduga akibatnya, jika kemudian opini masyarakat tentang Hamas menjadi jelek. Belum lagi Film Schindler’s List besutan sutradara berdarah Yahudi, Steven Spielbergh, yang juga pernah menyutradarai film Jurassic Park,  berhasil memanipulasi perasaan masyarakat dunia. Lewat film tersebut, kebencian terhadap kaum Yahudi berubah menjadi empati dan simpati. Inilah kekuatan sebuah media massa. Dahsyat!Kamu pernah nonton sekuelnya film James Bond, yang berjudul Tomorrow Never Die? Nah, kisah dalam film itu kian menegaskan bahwa media massa benar-benar sebagai agent of change, alias agen pengubah. Bahkan di sinilah perang informasi bisa diwujudkan. Di film itu, Cina dan Inggris hampir saja perang, karena surat kabar Tomorrow menurunkan laporan terjadinya penembakan kapal perang Inggris oleh pesawat tempur Cina dan sebaliknya. Padahal, semua itu direkayasa oleh Tomorrow. Selain tujuan bisnis, ia juga mempunyai misi bahwa media memang efektif juga untuk memicu ketegangan. Ujungnya, meraih keuntungan secara politis.Jadi nggak heran juga jika majalah TIME, dalam situs internet time.com edisi 17 September 2002 menurunkan berita yang menghebohkan tentang pengakuan Omar al-Faruq mengenai adanya jaringan terorisme al-Qaidah di Indonesia. Pada waktu bersamaan, CNN.com edisi 17 September 2002 menurunkan dua berita sekaligus, yaitu tentang adanya gerakan Islam fundamentalis di Asia Tenggara untuk mendirikan “Super State” dan berita tentang rincian operasi al-Qaidah dalam rangka memperluas jaringannya di Asia Tenggara.Bagaimana dengan tanggapan masyarakat? Ada yang percaya, tapi tentu ada juga yang menganggapnya bahwa berita itu adalah akal-akalannya pemerintah AS yang memiliki link kuat dengan media-media berpengaruh di dunia tersebut. Celakanya, penentu kebijakan di negeri seperti kerbau dicocok hidung, mau aja ngikutin pesan (baca: tekanan) dari AS via informasi tersebut yang emang lagi bernafsu dalam kampanye memerangi apa yang mereka sebut sebagai terorisme.Dalam kondisi seperti ini, media memang menjadi corong untuk membangun dan membentuk opini. Gawatnya, jika opini tersebut sudah diseleksi (baca: diplintir) oleh pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan keinginannya. Hasilnya, media massa telah berubah menjadi ancaman yang sangat mengerikan.‘Tradisi’ mengubah persepsi berlaku juga dalam tataran dunia hiburan. Kita tahu betapa gencarnya rumah produksi di Hollywood yang rata-rata dikuasai Yahudi, telah memberikan gambaran yang buruk kepada kita, kaum muslimin. Kalangan Yahudi punya semboyan: “Kita tidak sekadar memberikan pengaruh yang menentukan dalam sistem politik yang kita kehendaki serta kontrol terhadap pemerintah; kita juga melakukan kontrol terhadap alam pikiran dan jiwa anak-anak mereka” (Henry Ford, Sr., “The International Jew: The World Foremost Problem”)Perlukah media tandingan?
Hmm… kalo begini ceritanya, genderang perang baru sudah ditabuh. Sekarang, saatnya perang opini. Tentunya, jika kita melihat fakta, pastinya bakalan keder duluan dengan hegemoni dari kartel opini Yahudi. Mereka ada di mana-mana, dan menyerang secara sistematis. Nyaris tak ada sasaran yang kelewat. Mulai dari pasar anak-anak, remaja, sampe dewasa. Lengkap. Dan harap diinget bahwa semuanya berpotensi untuk mengubah cara pandang dan penilaian kita terhadap perkembangan yang ada. Tentunya setelah mereka menyeleksi pesan apa yang diinginkan sesuai dengan kepentingannya sebelum disebar ke pembacanya dan pemirsanya.Kalo setiap hari kita menelan mentah-mentah info yang disebar kartel opini Yahudi, maka nggak usah kaget kalo kita kemudian jadi terpengaruh dengan opini yang dikembangkan mereka. Sementara upaya untuk membendung kekuatan jaringan opini Yahudi nyaris kepayahan. Bukan apa-apa, media kita, Islam, jauh lebih sedikit dan kalah canggih ketimbang media yang dimiliki Yahudi. Tapi tentunya tidak melemahkan semangat kita untuk menandinginya. Kita justru tambah semangat.Memang sih pengennya, atau idealnya kita punya juga media tandingan. Untuk mewujudkannya, bisa aja para konglomerat muslim menginvestasikan dananya untuk penerbitan media Islam. Memang bukan hal mudah, buktinya sampai sekarang para investor atau orang-orang Islam yang kaya mungkin kurang begitu peduli dengan urusan kayak begini. Mungkin juga karena mereka menganggap media Islam itu tidak menjanjikan keuntungan bagi mereka. Kalau itu permasalahannya, kan bisa dicari formula bacaan yang tepat dan juga manajemen yang profesional. Lagipula, untuk urusan dakwah bukankah keikhlasan dan keseriusan menjadi prioritas?Kalo hal itu masih dirasa sulit juga, barangkali yang paling mungkin dilakukan dalam tataran solusi praktis adalah memilih dan memilah informasi. Namun hal ini pun nggak begitu mudah, kalo kita nggak punya filter. Apa filternya? Kita kudu mengetahui mana yang salah mana yang bener. Singkatnya begini deh, selalu merujuk kepada Islam. Dan tentunya ketika mendapat info, jangan langsung telen aja. Sebaliknya kudu selalu ‘curiga’ terhadap info yang disebar media asing (baca; bukan Islam).Memang sih, kalo pengen benar-benar optimal, yang harus kita lakukan adalah menggalang kekuatan bersama dari seluruh kaum muslimin di dunia ini untuk membangun kesadaran dalam menyatukan pikiran dan perasaan, serta aturan. Kapan dimulainya? Sekarang dong.  Jadi, mari ubah individu dengan melakukan perubahan terhadap masyarakat. Kita bangun kembali masyarakat Islam dalam sebuah negara yang akan mampu melawan seluruh hegemoni kekuatan asing; tidak saja Yahudi, tapi seluruh kekuatan yang menghalangi Islam bakalan dilibas.. bas..bas. Yes, We are the champion my friends! [O. Solihin]

55 Responses to ‘Yahudi, Diktator Media Massa Dunia’

Subscribe to comments with RSS or TrackBack to ‘Yahudi, Diktator Media Massa Dunia’.

  1. Pro Yahudi said,

 on May 8th, 2007 at 6:55 amTulisan ini provokatif. Kalian itu paranoid. Semua dituduhkan pada Yahudi. Setiap ada berita negatif tentang Islam, langsung dituduhkan sebagai ulah Yahudi. Jangan begitu dong. Introspeksi dulu, benar tidak berita itu? Jangan langsung menampik dan menuduh Yahudi.
Apakah Amrozi dan kawan2 itu buatan Yahudi? Jangan terlalu paranoid.
Dan memang kenapa kalo Yahudi betul memegang sebagian media massa? Wong yang Islam juga pengen megang media massa. Itu hal yang wajar2 saja. Nothing personal, it’s just business.
Hidup Indonesia, hidup toleransi, no paranoid, hidup Yahudi!!

  1. oleh said,

 on May 8th, 2007 at 3:12 pmHmm.. telah nyata. Sangat nyata. Bahwa kebenaran memang akan selalu bertabrakan dengan kejahatan. Tulisan ini provokatif? Itu pendapat Anda yang barangkali merasa tersudutkan dan mungkin merasa satu pemikiran dan satu perasaan dengan Yahudi. Boleh-boleh saja. Itu hak Anda. Toh, di akhirat juga kita akan dihisab masing-masing kok. Sesuai amalan kita. Mengapa tulisan ini seolah menyudutkan Yahudi? Ya, Allah Swt. saja, pencipta manusia sudah ngasih wanti-wanti kepada kaum Muslimin tentang perilaku Yahudi. FirmanNya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu, sehingga kamu mengikuti agama (millah) mereka” (QS al Baqarah [2]: 120)Memang benar siapa pun ingin menguasai media, termasuk kalangan Islam. Dan, itu sangat wajar, mengingat media massa tak akan pernah ada yang objektif. Media ini berusaha untuk obyektif terhadap fakta, tapi jelas harus subjektif dengan sudut pandang, yakni Islam. Oke, Bro, semoga Anda mendapat hidayah Allah. Buang jauh-jauh semangat nasionalisme, bukan jauh-jauh kecintaan kepada kekufuran, dan buang jauh-jauh sifat paranoid Anda yang tidak beralasan itu. Ya, tidak beralasan, karena Anda telah menjadi ketakutan berlebihan setelah membaca artikel ini. Bukankah itu paranoid?

  1. Pro Yahudi said,

 on May 9th, 2007 at 8:16 pmWeleh, malah menuduh saya paranoid, aneh. Saya tidak takut baca tulisan ini. Saya justru ketawa-ketawa ngeliat ada yang ketakutan karena “katanya” Yahudi menguasai media di dunia. Jelas, yang paranoid itu ya pihak yang ketakutan.
Ya semoga Anda juga mendapat hidayah dari-Nya. Buang jauh-jauh semangat rasisme Anda, bukan jauh-jauh rasa cinta pada negara Anda sendiri dan perikemanusiaan. Tuhan yang saya kenal tidak rasis.
Semoga kita ketemu di surga kelak.

  1. Andrew Luqman said,

 on May 10th, 2007 at 9:30 amSudahlah.. tak usah berdebat, mana yang paranoid atau tidak. Indikator kita itu harus sudah jelas antara Islam dengan Yahudi tak akan bisa bersatu. Perlu diketahui, Yahudi itu dibagi 3: etnis, agama, dan zionisme. Saya melihat penulis ini membidik Yahudi sebagai gerakan politik dan ekonomi (Zionisme) dan juga agama, sehingga memang Yahudi kategori ini tidak akan selalu bertentangan dengan Islam dan menentang Islam. Tapi, jika Yahudi dalam kategori etnis, banyak juga yang Muslim.Rasisme? Yang merasa Pro Yahudi sebenarnya ada menyimpan benih rasisme juga? Sebagai bukti, dalam tulisan Anda terdahulu menulis Hidup Indonesia (ini jelas level tertentu dari sikap rasisme, karena ada benih anggapan–meskipun skala kecil barangkali–bahwa selain Indonesia itu tidak ‘hidup’). Bukti rasis Anda juga terbaca dalam tulisan Anda yang menuliskan :Hidup Yahudi. Berarti Anda juga bisa terkategori rasis….Ok. jika yang benar itu benar harus ada ukurannya. Anda yang pro Yahudi dalam hal apa? Agama, etnis atau zionisme? Jika Anda pro Yahudi dalam pengertian agama, berarti Anda sudah salah jalan. Karena kebenaran hanya Islam. Bukan yang lain. Segeralah bertobat wahai orang2 yang pro Yahudi jenis seperti ini.Tuhan Anda yang Anda kenal tidak rasis? Who?

  1. Andrew Luqman said,

 on May 10th, 2007 at 10:03 amMaaf RALAT pada komen saya sebelumnya. Paragraf 1 baris 4. Tertulis: “… Yahudi kategori ini tidak akan selalu bertentangan dengan Islam dan menentang Islam.” SEHARUSNYA: “Yahudi kategori ini AKAN selalu bertentangan dengan Islam dan menentang Islam”
Terima kasih.

  1. Setuju 100% said,

 on May 12th, 2007 at 1:32 amSaya setuju 100% dengan ulasan (artikel) ini,saya kristen Indonesia dan tinggal di USA merasakan hal yg sama.
Mereka mayoritas menguasai dunia jurnalistik (surat kabar),perbankan (keuangan) dll sehingga mudah bagi mereka meciptakan opini publik untuk menguntungkan mereka.
Ingat “money talk bullshit walk” berlaku,uang berbicara.
Salut dengan ulasannya yg cerdas,nyata dan to the point.

  1. raiguru said,

 on May 12th, 2007 at 10:58 amaku benci yahudi ga tau kenapa,.. mungkin karna mereka selalu di anak emaskan oleh amerika dan si amerika ini yang selalu menyengsarakan dunia (indonesia termasuk yang di sengsarakan,…)

  1. Mas Komeng said,

 on May 12th, 2007 at 4:20 pmYahudi itu pantas untuk dibenci. Allah Swt. saja membenci Yahudi yang tabiatnya memusuhi Islam, kenapa kita harus merasa jadi pahlawan dan memihak Yahudi? Why? Tulisan ini sama sekali tidak provokatif. Aku dukung ini. Bagus!

  1. Pro Yahudi said,

 on May 18th, 2007 at 8:58 pmAku tidak akan pernah beriman pada tuhan yang mengajarkan untuk membenci. Tuhan yang cinta perang? Amit2.. Ya umatnya jadi teroris yang penuh kebencian. Maunya perang terus. Primitif sekali.
Silakan Anda2 jalan terus dengan “paham” Anda itu.. I’ll go my way..

  1. goldberg said,

 on May 20th, 2007 at 11:55 amAda sebuah negara namanya Israel, jelas sekali agama yang dianut adalah Yahudi, negara ini mengklaim sebuah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan mereka, Berdasar klaim ini, Israel melakukan pembunuhan, pengusiran dan terorisme terhadap orang-orang yang tinggal di tanah yang “katanya” jadi milik mereka. Cukup jelas bagaimana kebrutalan yahudi terhadap kaum muslimin di palestina, kalo anda beranggapan bahwa yahudi itu cinta damai, kenapa ya hal seperti pembantaian di palestina terjadi?

  1. sholihin said,

 on May 20th, 2007 at 5:40 pmYahudi itu Tuhannya siapa? Mengapa mereka selalu mengobarkan semangat perang? Pro kepada Yahudi berarti mendukung perang. Silakan jalan dengan pemahaman Anda masing-masing. Toh, yang akan menghisab amalan kita semua di akhirat hanya Allah Swt. Tuhan Pencipta seluruh manusia, alam dan kehidupan ini.

  1. achmad said,

 on May 21st, 2007 at 1:48 pmyahudi….bangsa yang Allah telah menghinakannyx sebagai bangsa babi dan monyet

  1. Misbah said,

 on May 22nd, 2007 at 10:08 amMengapa sih kita harus pro Yahudi? Padahal, Allah SWT sudah melarang kita berteman akrab dengan mereka. Kecuali.. jika kita bukan muslim… silakan berkawan akrab dengan Yahudi. Tapi, kami sebagai muslim, anti berkawan akrab dengan Yahudi!

  1. Apry said,

 on July 6th, 2007 at 6:19 pmSecara realita kan sudah terbukti bahwa Yahudi memiliki jaringan ekonomi dan politik yang luas di dunia. Kebetulan penindasan-penindasan terhadap muslimin di Palestina, Afganistan, Irak, Bosnia dan kasus tuduhan terorisme pada muslimin kan jelas yang menggelar Amerika, yang mayoritas senator dan para presidennya Yahudi. Iran mau bikin nuklir Yahudi dan Amerika gusar, tapi Amerika dan Israel zionis bikin nuklir koq adem ayem dan merasa benar, Yahudi memang hipokrit. Jadi mau dibilang apa? memang kenyataan membuktikan begitu. bahkan dalam al_qur’an Allah menyatakan bahwa Yahudi dan Nasrani tidak akan rela terhadap muslimin hingga muslimin tunduk mengikuti aturan main mereka. Ini keyakinan dan relatita yang tidak terbantah bagi kaum muslimin.

  1. Mia MEY said,

 on August 7th, 2007 at 11:46 amihiks…ngomongin tentang Yahudi. saya jadi inget waktu ngasih sanlat di sebuah SMA beberapa tahun yang lalu. Ada seorang siswi yang ngaku-ngaku keturunan Israel/Yahudi trus bertanya dengan’lugunya’ kenapa sih Al-Qur’an itu, juga orang-orang Islam (padahal si siswi juga muslimah..toh ikutan sanlat)mengutuk Israel dan Yahudi ? “Tuink”…saya jadi blank dan cuma bisa mikir..ini anak SMA belajarnya kemana… apa ga ngerti gimana Palestina dijajah sedemikian kejam oleh Yahudi, gimana sepak terjang Yahudi menguasai dunia..dst dsb. Tiba-tiba “teng teng teng”..save by the bell ? Sanlat pun berakhir and she’s gone I don’t know where…hhhhh ‘gubrak’ !!!

  1. Opiniku said,

 on September 24th, 2007 at 3:23 pmSaya orang biasa yang tidak paham bener ttg ini. Menurut saya sih boleh2 saja berpendapat negatif dengan Yahudi/Zionis selama ada bukti2, data yang akurat. Bukan katanya, katanya….. Jangan malah jadi fitnah. Tetep aja kan, memfitnah orang itu dosa, walopun nyata2 dia kafir? Sekarang faktanya apa yang saya, kita dan juga kamu ( iya KAMU yg lagi baca tulisan ini) bisa perbuat untuk menyaingi apa yang sudah dikuasai Yahudi? Bisa ngga saya, kita dan juga kamu seperti pak Chairul Tanjung bikin perusahaan TV kaya TRANS TV, atau malah bikin perusahaan TV yang MENDUNIA (global) sekalian. Kalo ada rejeki uang buaanyaak, kenapa ngga takeover saham CNN & Wallstreet Journal? Sekarang masalahnya kenapa ngga jemput rejeki untuk mendapat banyak uang demi kebaikan umat Islam?? Pola pikir saya, kita dan kamu ternyata yang perlu dirobah sedikit.Sebenarnya, terlepas dari Yahudi atau bukan, negara2 barat itu dibeberapa bidang, mereka lebih islami daripada kita yang muslim. Wong jaga kali Ciliwung (atau malah got didepan rumah) supaya bersih aja ndak bisa, apalagi hati?Jagalah hati, jangan kau nodai…

  1. Dariku said,

 on September 27th, 2007 at 4:40 pmTo: Opiniku::Aku mau tuh kalo punya uang banyak bikin media yang islami dan hebat. Sekarang? Belum punya modal. Ada sih kaum muslimin yang punya modal dan menginvestasikan hartanya yang nggak tahu halal apa nggak,dan dipake ngembangin bisnis yang malah memberikan keuntungan bagi musuh2 Islam. Terutama isi media yang dibangunnya. Gondok gak sih?Ayo yang penting sadar diri aja dulu! Mau berjuang dan mau beramal demi Islam.Jagalah pikiran jangan teracuni pikiran Barat!

  1. Ahmed Jewish said,

 on September 28th, 2007 at 10:13 amLagi2 antar penganut SAMAWI yg slg hajar.
Bingung kok Allah kini menjadi diskriminatif? Hanya pro ke satu umat saja? Bukankah umat Yahudi itu jg ciptaanNya jg?
Klo benci YAHUDI, itu nabi2 YAHUDI (MUSA, DAUD, SULAIMAN, dll) dihapus aja dr Quran mas2.Kalo sifat2 negatif arab wahabisme yg suka membantai, teror, rusuh mudah dan disukai oleh umat radikal di sini mengapa sifat pandai umat yahudi gak mau dicontoh sih?
Ambil yg bagus, buang yg buruk.
Gitu aja kok susah!
Pake nuduh org laen paranoid, padahal sendiri jg paranoid!
nb: SEJAK KAPAN ALLAH MENJADI KEHILANGAN KEADILANNYA?

  1. Islam Kaafah said,

 on September 28th, 2007 at 7:02 pmto ahmedh jewish:Untuk tahu jawabannya, anda hanya perlu belajar ISLAM.

  1. Ahmed Jewish said,

 on September 28th, 2007 at 9:52 pmMas Misbah dan Kommeng,
sebaiknya anda jangan mengimani nabi2 yahudi dlm Quran aja, lalu jika Yahudi yg Muslim jg dimusuhi aja sekalian biar kesannya ente2 sbg Muslim rasis gitu.
Jangan gt lah mas, ente2 ini kan di dlm Islam diajarkan tuk saling mengasihi manusia, klo gak pernah ketemu aja uda ngambek gitu ya kayak anak kecil aja donk.
Gimana mau hidup tenang nan damai, kalo dihati aja terbakar dendam dan menuai kebencian sepanjang hayatnya?
Naudzubillah!
Kemana hilangnya ajaran rahmatan ‘lil alamin?

  1. Kinn said,

 on September 29th, 2007 at 7:48 amAhmed Jewish… jangan sok bijak lah. Allah yang maha bijak saja sudah ngasih gambaran ttg orang2 kafir (yahudi dan nasrani): “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”. (al baqarah 111)“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (al baqarah 120)“ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (al baqarah 140)“Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.” (al baqarah 145)“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (ali imran 67)“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).” (al maidah 18)“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (al maidah 51)“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (al maidah 82)Yahudi di sini maknanya adalah agama. Yahudi sebagai etnis banyak juga yang beragama Islam. Kinn

  1. Ahmed Jewish said,

 on September 30th, 2007 at 5:19 pmMas Kinn,
Saya gak merasa sok bijak maybe entelah yg malah sok bijak pake ayat2 segala,
percuma mas; kalo semua hanya diliat dari pandangan sebelah terutama dr
sudut pandang ente sendiri,
saya hanya mau mengambil dari tengah agar masing2 bisa saling ngerti gah hanya ego melulu.
Gak ada bilang kok nabi Abraham/Ibrahim itu agamanya Yahudi atau Nasrani, oya ini yang perlu
diingatkan; bahwa beliau jg bukanlah Islam!
Mungkin kalau dibilang Muslim dalam pengertiannya menyembah Allah; ya!
Tapi itu pengetian Muslim dulu sebelum dimonopoli menjadi Islam;
bahwa Muslim adalah orang2 yg menyembah Allah adalah benar tapi bukanlah Islam,
karena Islam ada setelah kurun waktu 500 tahun kedepan setelah ajaran Nasrani.
Terserah mau bilang klo Islam telah ada sejak nabi Ibrahim ato Musa tapi itu hanya
pengakuan sepihak saja kok dari Muslim Arab Islam, karena di bumi ini berlaku
hukum waktu; ada peraturannya mas, makanya ada nomor 1. 2, 3 dst.
Gak akan mungkin yg lebih muda mendadak menjadi yg lebih tua ( nomor 1), ntar jadinya dusta belaka.
Julukan anak2 Allah hanyalah sebuah julukan kiasan yg tidak terpaku hanya menurut ukuran duniawi
saja seperti bapak dan anak;
toh umat Islam pun menyebut nabi Muhammad sebagai kekasih Allah, memang sejak kapan Allah memiliki
kekasih? Lebih cocok/bijak malah julukannya antara anak dan bapak dong, masa kekasih?
Itu klo mau dilihat dari sudut pandang ente mas Kinn yg hanya mau memandang semua ajaran selain Islam
dengan hanya sebelah mata saja, jelas gak bakal ketemulah sampe tua.
Oya klo umat yahudi dan nasrani itu (kata ente kafir) lalu bagaimana dgn Islam ya?
* Al Quran adalah bagian dari Alkitab/Injil (QS Az Zukhruf ayat 4)
* Al Quran membenarkan berlakunya Taurat dan Injil (Surah2 Al Baqarah, Ali Imran, An Nisa)
* Umat Nasrani/ Ahli Kitab yg beriman masuk surga (Al Maidah ayat 65)
* Kitab Injil (Alkitab) memberikan petunjuk kepada kebenaran & kepada jalan yg lurus (Surah 46, Al Ahqaaf ayat 30),
wah saya jadi ikut2 ente mas Kinn make ayat2 abis ente sih make ayat2 sgala.Nah dari sana sudah terlihat mana yg benar dan yg salah, Quran itu gak berbohong berarti yg bohong lidahnya mas Kinn yg bisa puter balik ya?
Kamu ketahuan… (kayak lagunya…?)
Maunya Allah (mudah2an) agama Samawi (Yahudi, Nasrani dan Islam) itu
bisa akur, tapi apa mau dikata; umatnya pada keras kepala semua;
masing2 mau lakuin dagangannya dgn menjelek2an dagangan yg lain (benar ya mas Kinn?), dan tentu saja dgn memanipulasi nama Allah yg suci itu, biar umat yg awam bisa nerimo aja.
 

 I.        Informasi 9 : Komunikasi dan Manajemen Media

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 20:13:19 +komunikasi +manajemen media 08 Oktober 2007 – 16:00Media Komunikasi Massa LokalOleh Agus Alfons Duka SVD Dalam tiga kali lokakarya yang diselenggarakan oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI dengan para koordinator komunikasi keuskupan yang berlangsung di Batam pada 16-18 Juli 2007 (untuk wilayah Sumatera), Bali pada 21-23 Agustus 2007 (untuk wilayah  Nusra, Jawa dan Kalimantan ) dan di Makassar pada 2-4 Oktober 2007 (untuk wilayah Papua, Sulawesi dan Maluku),  sempat dibicarakan cukup panjang tentang bagaimana memanfaatkan media massa modern dalam karya pastoral dan misioner gereja. Sebagai Areopagus jaman modern, semua orang katolik diimbau untuk tidak segan-segan menggunakan media massa modern sebagai sarana ampuh dalam karya kerasulannya. ( bdk Redemptoris Missio no 37; Pesan Paus Yohanes Paulus II pada Hari Komunikasi Sedunia yang ke-39 tahun 2005). Dari ketiga lokakarya itu tampak bahwa hampir semua keuskupan di Indonesia telah memiliki strategi komunikasi dan sarana komunikasi mulai dari  cetak (buletin,  majalah ), radio, studio audio, website disamping media komunitas lain baik yang bersifat budaya (tarian dan folk song, drama) maupun yang bersifat perjuangan (street teater, poster, dll). Namun kesulitan mulai muncul tatkala para peserta lokakarya menginventarisasi sejumlah rintangan dalam  karya pastoral di bidang komunikasi. Biaya maintenance yang mahal,  tenaga pengelola media yang terbatas dan kurang profesional, transportasi dan distribusi majalah yang terhambat oleh kurangnnya sarana transportasi, sulitnya medan geografis. Demikian juga infrastruktur lain seperti PLN yang tidak selalu stabil (mati-hidup) sehingga jam mengudaranya radio (on air) tidak lagi tergantung pada rencana jam tayang (prime time) tetapi pada jam beroperasinya PLN, jaringan telekomunikasi yang terputus-putus sehingga  website tidak bisa di-update setiap waktu dengan akibat informasi dalam website terkesan basi, dll. Penggunaan media massa yang seharusnya memperingan beban kerja dan  meningkatkan hasil kerja, dalam praktiknya justru menghambat dan membebankan kerja kita termasuk karya kerasulan gereja.  Dan itu berarti beban biaya menjadi tinggi. Inilah yang disebut sebagai  paradoksnya teknologi komunikasi. Berdasarkan  paparan situasi tersebut di atas, ada dua aspek yang menurut hemat saya perlu mendapat perhatian yakni memiliki media komunikasi dan menggunakan media komunikasi yang tersedia. Memiliki media komunikasi (massa) modern. Sangat ideal kalau gereja (keuskupan) memiliki sendiri media massa baik cetak maupun elektronik dan virtual. Karena dengan demikian, gereja dapat dengan lebih mudah menyusun strategi pastoral komunikasi yang lebih teratur dan terarah serta merencanakan pasokan isi (content) yang sesuai dengan spiritualitas (ideologi) yang dianut. Juga dengan menjadi pemilik media komunikasi, para pengelola bisa dengan leluasa memilih format-kemasan yang sesuai, pilihan timing yang tepat dan khalayak sasar yang lebih tertuju. (…..)(Agus Alfons Duka, SVD, Sekretaris Eksekutif Komsos KWI) http://mirifica.net/wmview.php?ArtID=441920:56, Google, 02.11.2007 20:13:19

 J.       Informasi 10 : Komunitas Manajemen Media

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 20:13:19 +komunitas +manajemen media 09 February, 2007Manajemen media massa perlu ditingkatkan Samarinda, Kompas – Belanja masyarakat Indonesia untuk media cetak saat ini masih sangat rendah. Data yang dimiliki Serikat Penerbit Surat Kabar menunjukkan, masyarakat Indonesia lebih banyak membelanjakan uang untuk membeli rokok dibandingkan membeli media cetak. Hal itu juga menunjukkan, pemasaran yang dilakukan perusahaan rokok jauh lebih berhasil dibandingkan dengan perusahaan media massa.”Empat tahun lalu kami menemukan fakta, spending untuk surat kabar Rp 4,9 triliun per tahun. Spending untuk rokok Rp 150 triliun per tahun,” kata anggota Serikat Penerbit Surat Kabar Leo Batubara dalam Konvensi Nasional Media Massa di Samarinda, Kamis (8/2).Konvensi digelar dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang akan digelar hari Jumat ini. Menurut rencana, peringatan HPN ini akan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla. Leo menambahkan, kemampuan memasarkan media cetak tidak terlepas dari kondisi manajemen media massa. Dua tahun lalu, misalnya, hanya 30 persen media massa yang dinilai sehat secara bisnis.Dalam kesempatan itu, Direktur Utama TransTV dan Trans7 Ishadi SK menyampaikan 10 kiat yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan manajemen media cetak dan media elektronik. Kiat-kiat tersebut antara lain perlu melakukan studi pasar yang komprehensif dan mendalam agar perencanaan bisnis akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.Jika harus mencari investor, katanya, haruslah dicari yang memiliki visi dan misi sesuai dengan medianya. Media massa juga harus berani mengambil peluang usaha dengan memanfaatkan teknologi informasi serta konsisten meningkatkan kualitas.Pengajar Ilmu Komunikasi dari Universitas Gadjah Mada Amir E Siregar menyatakan, media massa bisa dibedakan menjadi media yang berorientasi bisnis dan yang punya misi perjuangan/idealisme. Meski demikian, keduanya tidak bisa dipertentangkan karena media di Indonesia adalah perjuangan dengan konsekuensi bisnis. (BRO/YNS) http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/09/utama/3303332.htm, 20:56, Google, 02.11.2007 20:13:19

K.      Informasi 1 : Universitas dan Manajemen Media

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 20:13:19 +universitas +manajemen media     ::   Prospek Lapangan Kerja :: Banyak peluang kerja profesi komunikasi jika Anda memilih kuliah di Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.   1. Konsentrasi Manajemen Media    a. Manajer/ Pengelola media komersial dan komunitas    b. Manajer Produksi dan Komunikasi Pemasaran Media    c. Konsultan Manajemen Media Komersial dan Media Komunitas. 2. Konsentrasi Public Relations   1. Public Relation Officer di instansi pemerintah, perusahaan swasta, media massa dan institusi/organisasi profesional   2. Media Relation Officer atau juru bicara instansi pemerintah,perusahaan swasta, media massa dan institusi/organisasi profesional   3.  Analisis media/perencana media (Media Planner)  3. Konsentrasi Jurnalistik   1.  Wartawan surat kabar, majalah, tabloid, radio, televisi dan media online   2.  Editor berita surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio dan media online   3. Presenter, Kamerawan, Script Writer program di televisi, radio dan agen promosi kehumasan.  4. Konsentrasi Broadcasting    a.  Dai    b.  Penyiar radio/televisi    c.  Konsultan multimedia    d.  Selebritis: Sutradara, pembuat film, artis http://www.uii.ac.id/index.asp?u=331&b=I&v=1&j=I&id=8 20:56, Google, 02.11.2007 20:13:19

  L.      Informasi 2 : Komunitas Manajemen Media

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 20:13:19 +komunitas +manajemen media 09 February, 2007Manajemen media massa perlu ditingkatkan Samarinda, Kompas – Belanja masyarakat Indonesia untuk media cetak saat ini masih sangat rendah. Data yang dimiliki Serikat Penerbit Surat Kabar menunjukkan, masyarakat Indonesia lebih banyak membelanjakan uang untuk membeli rokok dibandingkan membeli media cetak. Hal itu juga menunjukkan, pemasaran yang dilakukan perusahaan rokok jauh lebih berhasil dibandingkan dengan perusahaan media massa.”Empat tahun lalu kami menemukan fakta, spending untuk surat kabar Rp 4,9 triliun per tahun. Spending untuk rokok Rp 150 triliun per tahun,” kata anggota Serikat Penerbit Surat Kabar Leo Batubara dalam Konvensi Nasional Media Massa di Samarinda, Kamis (8/2).Konvensi digelar dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang akan digelar hari Jumat ini. Menurut rencana, peringatan HPN ini akan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla. Leo menambahkan, kemampuan memasarkan media cetak tidak terlepas dari kondisi manajemen media massa. Dua tahun lalu, misalnya, hanya 30 persen media massa yang dinilai sehat secara bisnis.Dalam kesempatan itu, Direktur Utama TransTV dan Trans7 Ishadi SK menyampaikan 10 kiat yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan manajemen media cetak dan media elektronik. Kiat-kiat tersebut antara lain perlu melakukan studi pasar yang komprehensif dan mendalam agar perencanaan bisnis akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.Jika harus mencari investor, katanya, haruslah dicari yang memiliki visi dan misi sesuai dengan medianya. Media massa juga harus berani mengambil peluang usaha dengan memanfaatkan teknologi informasi serta konsisten meningkatkan kualitas.Pengajar Ilmu Komunikasi dari Universitas Gadjah Mada Amir E Siregar menyatakan, media massa bisa dibedakan menjadi media yang berorientasi bisnis dan yang punya misi perjuangan/idealisme. Meski demikian, keduanya tidak bisa dipertentangkan karena media di Indonesia adalah perjuangan dengan konsekuensi bisnis. (BRO/YNS) http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/09/utama/3303332.htm, 20:56, Google, 02.11.2007 20:13:19

  M.     Informasi 3 : Komunikasi dan jurnalistik

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 20:13:19 +komunikasi +jurnalistik 08 Oktober 2007 – 16:00Media Komunikasi Massa LokalOleh Agus Alfons Duka SVD Dalam tiga kali lokakarya yang diselenggarakan oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI dengan para koordinator komunikasi keuskupan yang berlangsung di Batam pada 16-18 Juli 2007 (untuk wilayah Sumatera), Bali pada 21-23 Agustus 2007 (untuk wilayah  Nusra, Jawa dan Kalimantan ) dan di Makassar pada 2-4 Oktober 2007 (untuk wilayah Papua, Sulawesi dan Maluku),  sempat dibicarakan cukup panjang tentang bagaimana memanfaatkan media massa modern dalam karya pastoral dan misioner gereja. Sebagai Areopagus jaman modern, semua orang katolik diimbau untuk tidak segan-segan menggunakan media massa modern sebagai sarana ampuh dalam karya kerasulannya. ( bdk Redemptoris Missio no 37; Pesan Paus Yohanes Paulus II pada Hari Komunikasi Sedunia yang ke-39 tahun 2005). Dari ketiga lokakarya itu tampak bahwa hampir semua keuskupan di Indonesia telah memiliki strategi komunikasi dan sarana komunikasi mulai dari  cetak (buletin,  majalah ), radio, studio audio, website disamping media komunitas lain baik yang bersifat budaya (tarian dan folk song, drama) maupun yang bersifat perjuangan (street teater, poster, dll). Namun kesulitan mulai muncul tatkala para peserta lokakarya menginventarisasi sejumlah rintangan dalam  karya pastoral di bidang komunikasi. Biaya maintenance yang mahal,  tenaga pengelola media yang terbatas dan kurang profesional, transportasi dan distribusi majalah yang terhambat oleh kurangnnya sarana transportasi, sulitnya medan geografis. Demikian juga infrastruktur lain seperti PLN yang tidak selalu stabil (mati-hidup) sehingga jam mengudaranya radio (on air) tidak lagi tergantung pada rencana jam tayang (prime time) tetapi pada jam beroperasinya PLN, jaringan telekomunikasi yang terputus-putus sehingga  website tidak bisa di-update setiap waktu dengan akibat informasi dalam website terkesan basi, dll. Penggunaan media massa yang seharusnya memperingan beban kerja dan  meningkatkan hasil kerja, dalam praktiknya justru menghambat dan membebankan kerja kita termasuk karya kerasulan gereja.  Dan itu berarti beban biaya menjadi tinggi. Inilah yang disebut sebagai  paradoksnya teknologi komunikasi. Berdasarkan  paparan situasi tersebut di atas, ada dua aspek yang menurut hemat saya perlu mendapat perhatian yakni memiliki media komunikasi dan menggunakan media komunikasi yang tersedia. Memiliki media komunikasi (massa) modern. Sangat ideal kalau gereja (keuskupan) memiliki sendiri media massa baik cetak maupun elektronik dan virtual. Karena dengan demikian, gereja dapat dengan lebih mudah menyusun strategi pastoral komunikasi yang lebih teratur dan terarah serta merencanakan pasokan isi (content) yang sesuai dengan spiritualitas (ideologi) yang dianut. Juga dengan menjadi pemilik media komunikasi, para pengelola bisa dengan leluasa memilih format-kemasan yang sesuai, pilihan timing yang tepat dan khalayak sasar yang lebih tertuju. (…..)(Agus Alfons Duka, SVD, Sekretaris Eksekutif Komsos KWI) http://mirifica.net/wmview.php?ArtID=441920:56, Google, 02.11.2007 20:13:19

  N.      Informasi 4 : Network Manajemen Media

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
02/11/2007 20:13:19 +network +manajemen media Mengintegrasikan Media Kampus Hiruk-pForum Media Kampus di Jogjaikuk media kampus (baca: media yang dikelola staf pengajar dan humas kampus) nampaknya tidak segegap-gempita pers mahasiswa yang dalam sejarah perjalanannya memang memiliki kait-mengait dengan aktivisme gerakan politik mahasiswa. Sejak di masa Orde Baru hingga era reformasi ini. Lazimnya di sebuah kampus, kehadiran media kampus merupakan sebuah keniscayaan, mengingat kampus sebagai wahana pengembangan keilmuan, membutuhkan medium untuk menyebarkan gagasan perkembangan ilmu maupun aktivitas lain di kampus bersangkutan. Sungguh pun demikian, popularitas media kampus harus diakui tidak sebesar pers mahasiswa. Padahal, dari sisi bentuk dan populasinya, media kampus tidak kalah dengan pers mahasiswa. Mulai dari jurnal, majalah bulanan, radio kampus, TV kampus, hingga situs web. Apa yang menyebabkan popularitas media kampus masih tertinggal dari pers mahasiswa? Harus diakui, meskipun kampus perguruan tinggi merupakan gudang dari pakar-pakar di bidang manajemen dan komunikasi, tidak dengan serta-merta mampu menjadikan pengelolaan (manajemen) media kampus bergerak sangat progresif, dalam konteks kualitas, kemasan, maupun “pemasaran”. Jamak diketahui, pada umumnya media-media kampus yang berserak di ratusan kampus se-Indonesia, masih dikelola secara sederhana. Sedikit sekali mendapati media kampus yang dikelola secara modern dan profesional. Dengan sudut pandang cara pengelolaan yang masih konvensional demikian, denyut kehidupan media kampus memang tidak terlalu meriah. Berbeda dengan pers mahasiswa yang masih –sekurangnya— menyisakan bara idealisme para pengelolanya. Meskipun sama-sama memiliki kendala keterbatasan finansial. Kerapkali saya mempertanyakan, apakah secara eksistensial media kampus yang berada di lingkungan kampus, juga hanya diposisikan sebagai ruang bereksperimen semata, sehingga pengelolaannya pun menjadi kurang optimal? Wajar bagi sebuah kampus untuk menyemai pelbagai eksperimentasi, sebagai wujud dari pengembangan keilmuan yang diemban seluruh civitas akademika, khususnya para staf pengajar. Namun, apakah tidak memungkinkan mengembangkan manajemen media kampus lebih maju lagi dengan segala keterbatasan yang ada selama ini? Menurut saya, peluang bagi pengembangan manajemen media kampus sungguh masih terbuka lebar. Mari kita singkirkan dulu aspek keterbatasan dana. Dan mencoba membedahnya dari sumber-sumber non finansial. Awalnya adalah Visi dan MisiSecara fundamental, maju tidaknya perkembangan sebuah media –apapun itu, termasuk media kampus—sangat bergantung dari visi dan misi pengelolaan media bersangkutan. Hendak diarahkan ke mana penerbitan media tersebut? Dalam konteks media kampus, saya membayangkan media tersebut mesti diorientasikan kepada dua sasaran (segmen) pembaca yang relevan. Secara internal, ia adalah ruang bagi interaksi antar civitas akademika. Sementara secara eksternal, ia merupakan bagian dari strategi pencitraan kampus bersangkutan. Dengan demikian, posisioning media kampus adalah sebuah media komunitas bagi sasaran pembaca warga kampus, maupun untuk sasaran (segmen) pembaca masyarakat intelektual di luar kampus. Khususnya mereka yang memiliki ikatan langsung (alumni) maupun tidak langsung (stakeholders non alumni). Jika ini menjadi pijakan untuk dikembangkan sebagai basis pengelolaan, maka pengelola media kampus akan lebih mudah dalam mendesain konten dan kemasan media yang akan disajikan. Misalnya, format media kampus tersebut berbentuk jurnal. Sudah barang tentu, ia akan dikemas dalam kaidah-kaidah sebuah jurnal yang standar. Meskipun demikian, di era komodifikasi citra seperti sekarang ini, sebuah jurnal ilmiah pun tidak luput dari tuntutan untuk menampilkan citra produk yang (semi) populer. Ini bisa disiasati melalui penampilan kulit muka jurnal yang lebih eyecatching, misalnya. Sementara isinya tetap memiliki bobot lazimnya sebuah jurnal ilmiah. Adapun media kampus non-jurnal, dalam pandangan saya jauh lebih leluasa untuk dieksplorasi dengan sejumlah gaya dan cara penampilan yang populer. Apabila sekarang dalam ranah media lokal komersial dikenal sebuah teori baru (Shaping the Future of Newspaper Report, 2007) bernama 4Ns –Newspapers, Neighbours, Niche and Network– maka media kampus harus mampu menjadikan dirinya menjadi “media super lokal”. Pendekatan atau strategi 4Ns tersebut mengandaikan bahwa media-media komersil lokal kini harus mengubah orientasinya semakin tajam dan fokus lagi terhadap market di lingkungannya. Dalam teori komunikasi, dikenal sebutan market yang semakin narrow (jamak dipraktikkan pada media broadcast). (…)  http://asmono28.wordpress.com/2007/08/24/mengintegrasikan-media-kampus/20:56, Google, 02.11.2007 20:13:19

 O.     Informasi 5 : Televisi dan Manajemen Media

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
05.11.2007 15:32:20 +televisi +manajemen media

Yahudi, Diktator Media Massa Dunia

Posted in Politik, Tsaqofah by oleh on the May 6th, 2007
Cita-cita Yahudi untuk menggenggam dunia nampaknya hampir terkabul. Media massa, sebagai sarana efektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, berhasil dimiliki Yahudi. Itu sebabnya opini dunia selalu menguntungkan mereka dan merugikan umat Muslim. Apa yang bisa dilakukan kaum muslimin?Jangan kaget kalo apa yang kamu baca, kamu dengar, dan kamu lihat nyaris semuanya dikendalikan kaum Yahudi. Nggak percaya? Di jalur media massa ini, Yahudi berhasil menyebarkan informasi yang cenderung menguntungkan mereka, baik dari segi bisnis maupun politis. Koran, majalah, tabloid, radio, bahkan televisi dan perusahaan film di Amerika di bawah kendali Yahudi. Jaringan mereka pun tersebar luas di seluruh dunia. Mantan wartawan Jawa Pos biro Washington DC, Djoko Susilo yang pernah tinggal di Amerika selama 4 tahun mengaku bila hampir semua media massa yang berpengaruh di Amerika semuanya dipegang orang-orang Yahudi. Walah?Kartel Opini
Tercatat beberapa media yang berada di bawah kontrol Yahudi; The New York Times (terbit sejak 1941), The Wall Street Journal, dan The Washington Post. The Times (Inggris), The Daily Express, The News Chronicle, The Daily Mail, The Observer, The Mirror, koran The Sun dan The Times yang dimiliki Rupert Murdoch, mantan warga Australia yang pernah mendapat hadiah Bintang David, sebuah penghargaan tertinggi yang disampaikan oleh warga Yahudi-Israel. Selain itu ada juga Majalah Time, Newsweek, U.S. News & World Report. Di bawah payung perusahaan Time Warner Communication yang dipimpin seorang Yahudi bernama Gerald Levin, Majalah mingguan Time, mencapai sirkulasi hampir 4,1 juta. Newsweek, di bawah orang Yahudi bernama Katherine Meyer Graham telah memiliki sirkulasi mencapai hampir 3,2 juta eksemplar.Fu`ad bin Sayyid Abdurrahman ar-Rifa’i dalam bukunya Yahudi dalam Informasi dan Organisasi, menunjukkan bagaimana kaum Yahudi memperkuat pengaruhnya lewat dominasi kantor berita, media massa, perfilman, keuangan dan lembaga dunia. Kantor berita terbesar dunia, Reuters, dibangun keturunan Yahudi, Julius Reuters. Kantor berita besar lainnya, Associated Press, International News Service dan United Press International, juga dimiliki orang Yahudi. Bahkan, surat kabar yang tidak terlalu besar pun, seperti The Sunday Times, The Chicago Sun Times dan The City Magazine, tidak mereka lepaskan.Selain media cetak, beberapa konglomerat Yahudi berhasil merambah dunia broadcasting. Di jalur ini ada American Broadcasting Companies (ABC), Columbia Broadcasting System (CBS), National Broadcasting Company (NBC), dan Cable News Network (CNN). Dunia hiburan yang masih ada hubungan dengan media massa juga nggak dilepaskan dari kontrol Yahudi. Jajaran pengusaha top bisnis hiburan di Hollywood tercatat sebagai bagian dari jaringan media Yahudi. Sebut saja Perusahaan film Fox Company milik William Fox, Golden Company (Samuel Golden), Metro Company (Lewis Mayer), Warner & Bross Company (Harny Warner), serta Paramount Company milik Hod Dixon, merupakan perusahaan film yang punya pengaruh besar di bidangnya.Konglomerat hiburan terbesar saat ini seperti Walt Disney Company, dipimpin oleh seorang Yahudi bernama Michael Eisner (CEO), Disney memiliki beberapa anak perusahaan dibidang stasiun televisi. Misalnya Walt Disney Television, Touchstone Television, Buena Vista Television. Untuk film, Walt Disney memiliki Walt Disney Picture Group yang dikepalai oleh Joe Roth, seorang keturunan Yahudi. Termasuk juga Touchstone Pictures, Hollywood Pictures, dan Caravan Pictures. Disney juga memiliki Miramax Films. Wah, wah, wah.Celakanya bagi kita, media massa di berbagai negara kerapkali mengambil media-media massa besar tersebut sebagai rujukan beritanya. Termasuk di negeri ini tentunya. Hasilnya, opini yang berkembang jadi seragam. Bener lho. Gimana nggak seragam, wong yang diambil dari sono kok. Ambil contoh, media cetak di negeri kita aja suka mencantumkan sumbernya, seperti dari Reuters, CNN, AP dan lain sebagainya. Emang sih nggak semuanya media massa dikuasai Yahudi. Tapi gaswatnya, justru yang besar dan berpengaruh yang dimiliki mereka. Jadi, mau nggak mau kudu nelan mentah-mentah informasi yang diberikan mereka. Dan inget lho, film-film yang ditayangkan di televisi or di layar lebar di seluruh dunia, juga nggak lepas dari muatan yang dipesan oleh kalangan Yahudi. Paling nggak, hal itu akan mempengaruhi penilaian kita dalam menerima informasi. Apalagi kemasannya begitu memikat.Tak salah jika George Gerbner dalam bukunya Mass Media and Human Communication Theory (1967) menyebutkan, “Mass Communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri). (…)http://www.gaulislam.com/yahudi-diktator-media-massa-dunia/google.com05.11.2007 15:32:20

 P.      Informasi 6 : Public Relation Online

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
11/5/2007 3:49:25 PM +online +public relation Mengapa Anda harus beli buku ini?
Tahukah Anda bahwa MEREK (brand) dapat dibangun dengan cepat lewat jalur Public Relations, bukan lewat iklan.Iklan berfungsi setelah suatu merek dibangun, jadi iklan berfungsi untuk mempertahankan merek.Dengan adanya teknologi internet maka ini menghadirkan media dengan platform lain yaitu media online, karena itu para praktisi PR dihadapkan dengan tantangan bagaimana memanfaatkan media interaktif ini. Karena itu buku ini akan mengupas habis :1.       Bagaimana branding online dapat diterapkan lewat email, milis, newsgroup, autoresponder, ezine, direct email, iklan online dan alat-alat komunikasi pemasaran lain di dunia online. 2.      Bagaimana mempublikasikan dan mengembangkan e-publishing untuk branding. 3.      Tak kalah penting…membangun dan mempertahankan merek dan reputasi lewat situs pencari, dan search online directory serta mengalahkan kompetitor di dunia online. 4.      Bagaimana membangun media relations online yang efektif dalam skala lokal dan global. 5.       Membidik calon pembeli lewat keyword yang mereka ketikkan. http://bjoconsulting.blogs.com/bjo/google05.11.2007 15:36:40

 Q.     Informasi 7 : Peran Public Relation

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
11/5/2007 3:49:35 PM +peran +public relation Bukan Belanja Iklan, tapi Maksimalkan PRJudul: Public Relations: Kajian, Program dan Implementasi Penulis: Kustadi Suhandang Editor: Mathori Al-Elwa Penerbit: Nuansa Cendekia Bandung, Mei 2004 Tebal: 248 Halaman P ERTENGAHAN tahun 2003 lalu, Philip Kotler pernah melontarkan gagasan kepada para bisnisman, agar mulai memindahkan lebih banyak anggaran iklan untuk mendanai operasional Public Relations (selanjutnya baca: PR).Menurutnya, belanja iklan di tengah maraknya saluran informasi, televisi, koran, dan radio, sudah tidak lagi efektif sebagaimana lima tahun sebelumnya. Sebab, pemirsa dengan mudahnya memindahkan chanel saat iklan diputar. Lain dari itu, Kotler juga mengatakan, ada sembilan dari sepuluh konsultan PR besar di dunia sekarang ini ternyata dimiliki oleh biro-biro iklan.Dengan kata lain, gagasan Kotler itu ingin mengatakan bahwa hubungan antara perusahaan dengan pihak luar, – baik menyangkut produk maupun citra perusahaan, sangat ditentukan oleh peranan PR yang dikelola suatu perusahaan dengan peranan PR-nya.Rasanya, gagasan Kotler tersebut akan terjawab meyakinkan melalui buku ini. Melalui keseriusan riset dan pengalamannya bertahun-tahun sebagai akademisi dan praktisi PR, Kusnadi Suhandang ingin menekankan pentingnya paradigma baru memandang seluk beluk PR mulai dari konsep dasar, visi, dan implementasinya.Sebagai bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, PR berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh industri, perusahaan, perserikatan, organisasi sosial, atau jawatan pemerintah, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat. (halaman 46).http://aufklarung.wordpress.com/2004/10/30/bukan-belanja-iklan-tapi-maksimalkan-pr/google11/5/2007 3:41:36 PM

 R.      Informasi 8 : Peran jurnalistik

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
11/5/2007 3:49:42 PM +peran +jurnalistik
  Humas, PR dan Tulis Menulis  

Halo para penulis, Setelah ditugaskan di bagian marketing communication, saya banyak mencari buku yang ada kaitannya dengan humas dan marketing. Lumayan banyak buku yang saya beli. Salah satunya adalah yang ingin juga saya tawarkan ke teman-teman. Judulnya, “Public Relation, pendekatan teoritis dan praktis”. Judul: Public Relation Writing: Pendekatan Teoritis dan PraktisPengarang: Dr.Yosal Iriantara dan A. Yani Surachman, S.Sos.Penerbit: Simbiosa Rekatama Media Tahun terbit: Desember 2006Jumlah halaman: 244 + viiiHarga: Rp. 40 ribu. (Di luar jakarta, plus ongkos kirim Rp 5.000).Bagian I: Pendekatan Teoritis·         (1) Pendahuluan (proses PR, media relations, menulis dalam konteks PR, PR writing dan komponen komunikasi)·         (2) Strategi PR Writing (model komunikasi korporat, identifikasi permasalahan, Menetapkan Tujuan, (analisis khalayak sasaran, memilih media, strategi pers, evaluasi)·         (3) Teknik Penulisan (hakikat komunikasi tertulis, proses komunikasi tertulis, menyusun komunikasi tertulis)Bagian II: Pendekatan Praktis·         (1) Menulis Siaran Pers (pengertian berita, nilai berita, anatomi berita, teknik menulis berita)·         (2) Menulis Artikel (definisi artikel, jenis-jenis artikel, tujuan artikel, anatomi artikel, teknis penulisan artikel)·         (3) Menulis Advertorial (pengertian advertorial, jenis dan sifat advertorial, fungsi dan tujuan advertorial, anatomi advertorial, teknik advertorial)·         (4) Menulis Naskah Brosur (pengertian brosur, jenis-jenis brosur, merancang brosur, naskah brosur)·         (5) Menulis / Membalas Surat Pembaca ·         (6) Menulis Naskah Pidato (pengertian pidato, jenis-jenis pidato, tujuan pidato, teknik penulisan naskah pidato)·         (7) Menulis Buku (jenis-jenis buku organisasi, skema penerbitan, langkah-langkah menulis buku)·         (8) Beberapa saran PR Writing http://mochusni.multiply.com/journalgoogle11/5/2007 3:46:04 PM

S.      Informasi 9 : Praktisi Public reletion

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
11/5/2007 3:49:42 PM +praktisi +public relation CYBER PUBLIC RELATIONS Strategi Membangun dan Mempertahankan Merek Global di Era Globalisasi Lewat Media Online ditulis oleh : Bob Julius Onggo Mengapa Anda harus beli buku ini?
Tahukah Anda bahwa MEREK (brand) dapat dibangun dengan cepat lewat jalur Public Relations, bukan lewat iklan.
Iklan berfungsi setelah suatu merek dibangun, jadi iklan berfungsi untuk mempertahankan merek.Dengan adanya teknologi internet maka ini menghadirkan media dengan platform lain yaitu media online, karena itu para praktisi PR dihadapkan dengan tantangan bagaimana memanfaatkan media interaktif ini. Karena itu buku ini akan mengupas habis :1.      Bagaimana branding online dapat diterapkan lewat email, milis, newsgroup, autoresponder, ezine, direct email, iklan online dan alat-alat komunikasi pemasaran lain di dunia online. 2.      Bagaimana mempublikasikan dan mengembangkan e-publishing untuk branding. 3.      Tak kalah penting…membangun dan mempertahankan merek dan reputasi lewat situs pencari, dan search online directory serta mengalahkan kompetitor di dunia online. 4.      Bagaimana membangun media relations online yang efektif dalam skala lokal dan global. 5.      Membidik calon pembeli lewat keyword yang mereka ketikkan. http://www.bjoconsulting.com/cyber_pr.htmgoogle11/5/2007 3:56:55 PM

 T.      Informasi 10 :wartawan karir

TGL AKSES(dd/mm/yyyy hh:mm:ss) TEKNIK SEARCHING HASIL
11/5/2007 4:02:00 PM +jurnalistik
      wartawan karir      

 

Senin, 24 September 2007
Ada sebuah nasihat dari seorang pakar marketing dan karir. Kebanyakan orang untuk mengambil sebuah karir adalah tidak mengambil keputusan. Orang ragu-ragu apakah karir yang akan dimasuki memiliki masa depan baik? Atau cocokkah dengan karakter saya ? Apakah saya mampu ? Saya tidak punya keahlian di bidang ini sebelumnya ? Saya tidak punya pengalaman menulis ?

Sang pakar ini memberi nasihat. Putuskanlah terlebih dahulu. Buatlah keputusan. Pilihlah jalan hidup Anda! Demikian apa yang disarankannya. Diterima atau tidak, kadang-kadang kita tidak memutuskan terlebih dahulu mau kemana.

Jika Anda memutuskan masuk dunia jurnalistik apakah sebagai wartawan bidang media cetak atau elektronik, segera ambil. Jangan menunggu sampai habis waktu kita. Bertanyalah mengenai prospek di bidang ini kepada sahabat, rekan atau orang yang bisa diminta pertimbangkan.

Setelah mengambi keputusan, tuliskanlah. Tuliskan keputusan itu diatas sehelai kertas atau di sebuah file atau di sebuah blog. Tuliskan dengan rinci tujuan Anda dalam karir itu. Tidak menuliskan secara eksplisit untuk keperluan Anda sendiri, maka keputusan itu tidak lain adalah harapan kosong.

Jika kita memutuskan sesuatu kemudian menuliskannya, maka energi akan menyatu antara harapan dan kenyataan. Antara apa yang dipikirkan dengan apa yang akan terjadi. Tangan dan pikiran serta seluruh energi dalam tubuh Anda tersalur kedalam tulisan itu. Keputusan tidak akan jadi harapan kosong. Keputusan itu telah menjadi energi.

Langkah selanjutnya akan mengikuti keputusan yang ditulis itu. Langkah-langkah berikutnya akan beranjak dari keputusan yang telah ditulis. Tidak percaya ? Coba tuliskan, apa yang Anda kehendaki dengan masuk dunia jurnalistik. Lalu apa langkah-langkah berikutnya. Tanpa ada rincian, sekali lagi keputusan itu tinggal angan-angan Anda.

google11/5/2007 4:58:32 PM

   

Leave a comment